Mohon tunggu...
Tasya Talibo
Tasya Talibo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup bukan lagi tentang satu persepsi pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kompetisi antara Amerika dan China di Wilayah Laut China Selatan, Indonesia Harus Apa?

1 Juni 2024   01:53 Diperbarui: 1 Juni 2024   02:01 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Laut China Selatan, sumber gambar: iStock

Sumber gambar: iStock
Sumber gambar: iStock

Berdasarkan indeks Global Fire Power (GFP) pada tahun 2024, Amerika dan China berada di posisi tiga besar kekuatan militer terbesar di dunia. Amerika berada di posisi pertama dengan indeks kekuatan 0.0699, lalu China yang berada di posisi ketiga memilki indek kekuatan 0.0706 setelah Rusia yang mempunyai indeks kekuatan 0.702. Dalam indeks kekuatan pun China masih belum bisa melangkahi Amerika.

Kekuatan angkatan udara, Amerika diperkirakan mempunyai 13.209 armada tempur, jauh di atas China yang hanya memiliki 3.304 armada tempur. Sementara untuk kekuatan angkatan laut, China jelas lebih unggul dibandingkan Amerika sebab China mempunyai 707 total kapal, 46 kapal fregat, 79 kapal selam. Sedangkan Amerika 472 total kapal, 75 kapal destroyer, 64 kapal selam. Di kekuatan angkatan darat, China dan Amerika bersaing cukup ketat soal ini. Amerika memiliki perkiraan total 2.127.500 personel militer, 1.328.000 personil aktif juga 799.500 personil cadangan. Kemudian China memiliki total 3.170.000 personil militer, 2.035.000 personel aktif dan juga 510.000 personel cadangan menandakan bahwa kedua negara tersebut memiliki keunggulan di berbagai aspek tertentu.

Bukan hanya dari segi kekuatan militer, alutsista atau alat utama sistem senjata pula menjadi pertimbangan penting bagi suatu negara dalam memperoleh peluang kemenangan perang. Walaupun alutsista yang dimiliki suatu negara sangat banyak, tetapi jika tidak di-upgrade mustahil berguna. Dan juga alutsista perlu disesuaikan dengan kondisi perang, bisa dibilang China memperoleh keuntungan seandainya pecah konflik di kawasan Laut China Selatan sebab negara rising power itu lebih tahu seluk beluk, dibandingkan Amerika yang hanya pendatang.

 

Dilema Keamanan

Robert Jervis dalam bukunya yang berjudul "Cooperation Under the Security Dilemma" berpendapat bahwa dilema keamanan hadir sebab alat instrumen yang digunakan oleh suatu negara dengan tujuan meningkatkan kemanannya justru diartikan sebagai ancaman oleh pihak lain. Akhirnya pihak lain yang merasa terancam akan membalas dengan melakukan peningkatan alat pertahanan yang sepadan, hingga menghasilkan interaksi berulang dalam bentuk spiral yang menciptakan perlombaan senjata.

Seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan membangun empat pangkalan militer baru di Filipina, yang akan ditempatkan di dekat pulau yang disengketakan oleh China dan beberapa negara lain. Tindakan Amerika Serikat tersebut dinilai China sebagai provokasi yang nyata.

Ada juga beberapa faktor lain yang menyebabkan dilema kemanan ini yakni pengerahan senjata jarak jauh seperti berbagai senjata rudal, drone, senjata nuklir sampai satelit luar angkasa. Amerika bahkan sedang gencar-gencarnya meletakan senjata rudal mereka di pangkalan militer di wilayah Pasifik Barat seperti di Filipina dan Jepang. Senjata rudal yang mereka kirim pun tidak main-main, senjata rudal Supersonik SM-6 dan rudal jelajah Tomahawk.

China yang melihat hal itu mengklaim bahwa tindakan Amerika berpotensi mengancam keamanan dan perdamaian di negara-negara Pasifik, lumrah jika China sangat khawatir sebab ini jelas merupakan ancaman terlebih China yang lebih dulu membangun persenjataan nuklir di wilayah Pasifik dan pada akhirnya mulai diimbangi oleh Amerika Serikat.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun