Daya dan Putu memiliki 3 faktor dalam komunikasi antarpribadi sehingga tumbuh relasi antarpribadi yang baik dan mendalam. Setelah tahap perkenalan adalah tahap persahabatan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan yang tertentu dalam hubungan antarpribadi. Daya dan Putu saling menempatkan satu sama lain menjadi sahabat karena mereka saling mengenal dengan baik. Mereka pun saling percaya dan menaruh harapan kepada satu sama lain sebagai seorang yang mempunyai perhatian. Pernyataan diatas diceritakan  bahwa Daya dan Putu memiliki ketertarikan satu sama lainnya,tahapan perkenalan tidak cukup, tetapi berlanjut pada tahapan persahabatan. Keduanya saling berbagi dan memberikan perhatian sehingga pada akhirnya merasakan kecocokan dan banyak kesamaan.
Fase/tahapan yang telah dialami Daya dan Putu dalam komunikasi antar pribadi, yaitu:
1. Tahap perkenalan yang ditandai adanya tindakan memulai (initiating), merupakan usaha awal, komunikasi biasanya dilakukan dengan hati-hati agar terbentuk persepsi dan kesan pertama yang baik.
2. Penjajagan (experimenting) yaitu usaha mengenal diri orang lain. Tahap ini digunakan untuk mengetahui kemiripan dan perbedaan. Masing-masing pihak harus menggali secepatnya identitas, sikap, dan nilai pihak yang lain. Bila merasa ada kesamaan, maka mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.
3. Penggiatan (intensifying), menandai awal keintiman, berbagai informasi pribadi, status kenalan menjadi teman akrab sehingga banyak perubahan cara berkomunikasi. Derajat keterbukaan menjadi lebih besar. Frekuensi berkomunikasi juga menjadi tinggi. Pada tahap ini masing-masing pihak juga menunjukkan sikap untuk menepati komitmen.
4. Pengikatan (bonding), tahap yang lebih formal atau ritualistik terjadi bila dua orang mulai menganggap diri mereka sendiri sebagai pasangan. Dapat berupa pasangan persahabatan, kerjasama, perkawinan. Untuk meneguhkan adanya ikatan, maka dalam hubungan pasangan persahabatan dilakukan dengan saling berjanji. Dalam pasangan perkawinan, ada pengikatan seperti tunangan atau ijab qabul.
5. Kebersamaan, tahap ini merupakan puncak keharmonisan hubungan interpersonal. Hakikat kebersamaan adalah bahwa mereka menerima seperangkat aturan yang mengatur hidup mereka bersama secara tulus. Dengan demikian, adanya ikatan formal seperti MoU maupun surat nikah, bukanlah kekuatan tunggal untuk meneguhkan kebersamaan. Justru yang utama adalah perasaan saling menerima, saling menghargai, dan saling menghormati.
 Akhirnya mereka menikah. Dalam perjalanan kehidupan pernikahan mereka, Daya terkadang berusaha menerapkan strategi kendalinya dengan cara mengingatkan. Secara teoritis, hubungan interpersonal akan terjaga, manakala kedua belah pihak sama-sama memperoleh manfaat dari hubungan tersebut.
 Dalam kasus ini, Daya melakukan dominasi dengan terkadang berusaha menerapkan strategi kendalinya dengan cara mengingatkan. Dominasi, dimana salahsatu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar. Daya berada di posisi selalu menang. Sementara pihak lain, Putu selalu kalah. Daya pihak selalu yang mengatur, sementara Putu, pihak lain selalu tunduk. Namun pada akhirnya pertengkaran sering terjadi dan melemahkan konsep diri mereka masing-masing.
  Hubungan interpersonal pada tahap puncak yaitu kebersaman, tidak bersifat mutlak dan permanen. Seringkali ada hambatan untuk menjaga hubungan kebersamaan itu. Dengan demikian, dari hubungan kebersaman dapat tererosi ke dalam situasi yang menjurus perpisahan.
  Secara teoritis, hubungan interpersonal akan terjaga manakala kedua belah pihak sama-sama memperoleh manfaat dari hubungan tersebut. Apabila salah satu pihak sudah merasa tidak memperoleh manfaat, maka hubungan interpersonal dapat tergelincir kepada situasi yang buruk.