Berpikir kritis ialah sebuah keterampilan kognitif ynag memungkinkan seseorang untuk menginvestigasi sebuah situasi, masalah, pertanyaan, atau fenomena agar dapat membuat sebuah penilaian atau keputusan.Â
Berpikir kritis adalah kombinasi dan koordinasi semua aspek kognitif yang dihasilkan oleh super computer biologis yang ada dalam kepala kita yaitu persepsi, emosi, intuisi, mode berpikir linear, maupun non-linier juga penalaran induktif serta deduktif.
Vincent Ryan Ruggier dalam bukunya berjudul Beyond Feelings: A Guide to Critical Thinking disebutkan ada 3 aktivitas dasar yang terlibat dalam pemikiran kritis, yaitu: menemukan bukti, memutuskan arti bukti tersebut, dan mencapai kesimpulan berdasarkan bukti tersebut.
Untuk membiasakan diri berpikir kritis, ditempuh dengancara seperti berikut:
Melakukan tindakan untuk mengumpukan bukti-bukti. Bukti merupakan suatu hal yang bisa bersifat empiris ataupun berbagai bentuk fakta yang dapat diperoleh dari sebuah otoritas, kertas riset, testimoni, dan informasi lain. Namun, yang paling penting ialah mendapatkan bukti secara langsung karena bukti dari pihak kedua terkadang patut dicurigai. Bukti yang dapat ditemukan langsung dengan indera kita tidak dapat dibantah.
Menggunakan otak, bukan perasaan (berpikir logis). Membiasakan untuk berpikir logis merupakan bagian penting untuk menemukan pikiran kritis. Kebanyakan manusia belum mampu berpikir rasional, apalagi ditengah serangan irasionalitas media seperti saat ini. Logika hatus dilatih dan diperlajari baik dalam pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Skeptis ialah rasa ragu karena adanya kebutuhan atas bukti. Artinya tidak dapat percaya begitu saha sebelum menemukan bukti yang kuat. Ini adalah elemmen yang penting bagi pemikiran kritis. Skeptisisme adalah sebuah pembenaran bahwa ada kebenaran dan objektivitas di dunia ini, hanya saja sulit untuk ditemukan. Artinya, skeptisisme akan mendorong orang untuk mencari kebenaran.
KesimpulanÂ
Dari film The Life of David Gale dapat dipelajari bahwa untuk membuktikan sesuatu diperlukan penalaran, logika, dan berpikir kritis agar tidak salah dalam membuat kesimpulan.
Memang, malam sebelum Constance ditemukan mati di rumahnya, Gale melakukan hubungan intim sehingga sperma yang ditemukan di jasad Constance adalah milik Gale. Namun, uji coba yang dilakukan oleh Bitsy yang diundang oleh Gale untuk menuliskan kisahnya di akhir hidupnya adalah hasil dari berpikir kritis. Ia juga tidak menggunakan perasaan sehingga hasil yang didapatkan logis.
Begitupun, ia dan kawannya dengan berani mencoba mencari video rekaman yang utuh dirumah salahsatu rekan Gale dan Constance untuk membuktikan bahwa Constance bunuh diri bukan di bunuh oleh Gale.