Mohon tunggu...
Ari
Ari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang otaku yang lebih suka mengutarakan perasaannya ke dalam tulisan-tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lautan Merah di Hujan Deras

7 Februari 2024   14:41 Diperbarui: 7 Februari 2024   14:50 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan datang dengan deras

Menahanmu disini bersamaku

Membuat hujan melihat senyumanmu yang berubah menjadi datar

Sunyi terdengar keras

Lebih keras daripada hujan ini

Aku tersipu, tapi kau tidak

Sesekali aku ingin bertanya

Tapi mulutku serasa tertahan

Membuatku berujung diam seperti patung

Ketika kau mulai berbicara

Suaramu membuat hatiku berbunga-bunga

Membuat suasana kembali menghangat

Dengan lugunya kau berkata

Tentang indahnya warna mataku 

Terpancar di sinar mentari

Aku membalas pujianmu

Bahwa warna matamu yang hijau itu,

Lebih indah dibanding warna mataku

Ketika terpancar di sinar mentari,

Warna mataku tidak sebanding warna matamu

Yang hanya indah di bawah sinar bulan

Kau menatapku, aku menatapmu

Membuatmu terjun menyelam ke dalam

Berusaha mencari ujungnya

Seketika kau terjun kembali ke dalam

Lautan yang berwarna merah jernih seperti warna mawar

Menandakan cintaku kepadamu

Sejak saat itu, kau mulai menyadari

Bahwa terkadang kita saling memahami

Walaupun tidak dekat layaknya pasangan maupun karib

Kamu tertawa, aku tersenyum

Suasana di bawah hujan deras itu semakin menghangat

Membuatku meleleh karenanya

Akhirnya aku beranjak

Mengeluarkan payung dari dalam tasku

Seraya menatapmu dengan penuh kehangatan

Kau pun akhirnya mengangguk

Menggenggam tanganku

Dan mulai berjalan di bawah rintikan hujan dengan payungku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun