Hujan datang dengan deras
Menahanmu disini bersamaku
Membuat hujan melihat senyumanmu yang berubah menjadi datar
Sunyi terdengar keras
Lebih keras daripada hujan ini
Aku tersipu, tapi kau tidak
Sesekali aku ingin bertanya
Tapi mulutku serasa tertahan
Membuatku berujung diam seperti patung
Ketika kau mulai berbicara
Suaramu membuat hatiku berbunga-bunga
Membuat suasana kembali menghangat
Dengan lugunya kau berkata
Tentang indahnya warna matakuÂ
Terpancar di sinar mentari
Aku membalas pujianmu
Bahwa warna matamu yang hijau itu,
Lebih indah dibanding warna mataku
Ketika terpancar di sinar mentari,
Warna mataku tidak sebanding warna matamu
Yang hanya indah di bawah sinar bulan
Kau menatapku, aku menatapmu
Membuatmu terjun menyelam ke dalam
Berusaha mencari ujungnya
Seketika kau terjun kembali ke dalam
Lautan yang berwarna merah jernih seperti warna mawar
Menandakan cintaku kepadamu
Sejak saat itu, kau mulai menyadari
Bahwa terkadang kita saling memahami
Walaupun tidak dekat layaknya pasangan maupun karib
Kamu tertawa, aku tersenyum
Suasana di bawah hujan deras itu semakin menghangat
Membuatku meleleh karenanya
Akhirnya aku beranjak
Mengeluarkan payung dari dalam tasku
Seraya menatapmu dengan penuh kehangatan
Kau pun akhirnya mengangguk
Menggenggam tanganku
Dan mulai berjalan di bawah rintikan hujan dengan payungku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H