A. Sejarah
Di zaman yang sudah maju seperti sekarang ini, cukup sulit rasanya menemukan transaksi jual beli yang menggunakan dinar (koin emas) dan dirham (koin perak). Hampir seluruh negara di dunia ini, atau bahkan sudah semua negara menggunakan  uang kertas.
Pada pembahasan kali ini, penulis akan sedikit mengajak pembaca untuk Kembali ke zaman kuno, zaman dimana dinar dan dirham digunakan.
Usut punya usut, dinar dan dirham itu digunakan jauh sebelum agama islam ada (Sisdianto, 2020). Pada zaman itu, atau bahkan sampa sekarang, penggunaan dinar dan dirham merupakan alat tukar paling stabil di dunia. Perekonomian pada zaman itu juga sangatlah maju.
Dalam Sejarah, diketahui bahwa kaum muslim mengikuti Persia dalam penggunaan dinar dan dirham. Â Namun, pada saat itu Bangsa Persia tidak menyebutnya dengan dinar dan dirham melainkan drachm. Lalu, pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, sekitar tahun 642 M Â kaum muslim mulai menggunakannya.
Pada tahun 651 M, pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan mata uang dinar dan dirham mulai dicetak dalam bentuk koin yang bertuliskan lafaz basmalah. Selain bertulis lafaz basmalah, terkadang dinar dan dirham bertuliskan nama khalifah yang sedang menjabat saat mata uang tersebut dibuat.
Sistem ekonomi yang menguasai dunia barat sekitar abad ke-16 adalah kapitalisme (Sisdianto, 2020). Kapitalisme merupakan system ekonomi yang dimana kepemilikan atas alat produksi, distribusi, dan juga hasilnya merupakan milik pribadi. Seperti yang kita semua ketahui bahwa system ekonomi kapitalisme saat ini Tengah Berjaya. Bahkan, Jean Millis Gilpin dan juga Robert Gilpin mengatakan kalau system ekonomi kapitalisme menciptakan kesejahteraan di dunia.
Namun, para penganut kapitalis tidak ingat jika kesejahteraan itu hanya dirasakan oleh orang-orang kaya yang berkuasa. . Kesejahteraan dalam ekonomi kapitalis ini tidak terdistribusi dengan rata,Singkatnya adalah yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.
Dalam buku karangan Harry Shutt yang berjudul "Runtuhnya Kapitalisme" mengatakan kalau system ekonomi kapitalis kini sedikit demi sedikit mengalami keruntuhan. Salah satu faktor yang menyebabkan system ekonomi kapitalis ini runtuh adalah penetapan uang kertas sebagai alat transaksi (Sisdianto, 2020)
Penggunaan uang kertas sebagai system moneter membuat perekonomian kapitalis munai menurun. Hal ini disebabkan karena uang kertas memiliki nilai tukar yang tidak stabil dan fluktuatif. Pada awalnya penggunaan uang kertas masih aman karena masih dikaitkan dan ditopang dollar. Dab dollar pada saat itu juga masih ditopang oleh emas. Oleh sebab itu, pertumbuhan dollar bergantung pada banyaknya emas yang dimiliki Amerika Serikat.
Pada akhirnya, ditanggal 15 Agustus 1971 Amerika Serikat memberhentikan perjanjian Bretton Woods Agreement. Dan mulai dari sinilah mata uang dinar dan  dirham tidak dipakai lagi, karena masa setelah ini dikenal dengan era mata uang kertas.
C. Kelebihan dan kekurangan
Seperti yang telah kita semua ketahui, kalau suatu system perekonomian menggunakan mata uang dinar dan dirham lebih banyak keuntungannya dari pada kekurangannya:
- Mengurangi resiko adanya perubahan nilai tukaR. Hal ini dikarenakan dinar dan dirham adalah mata uang yang stabil. Walaupun dinar dan dirham sendiri tetap berfluktuasi, tapi tidak sebesar fluktuasi pada uang kertas.
- Mencegah adanya manipulasi, spekulasi, dan arbitrasi. Karena disaat beberapa negara bekerja sama pastilah di situ juga ada beberapa mata uang sesuai jumlah negara yang bekerja sama. Namun, jika negara-negara di dunia ini menetapkan dinar dan dirham menjadi alat tukar dalam perekonomian, cukup kecil celah terjadinya spekulasi atau srbritrasi (Nabila Nabila, 2018).
- Mengurangi resiko suatu negara menguasai system perdagangan dan perekonomia. Karena jika memakai mata uang kertas, biasanya mengikuti mata uang negara yang lebih maju.
Walaupun ada banyak sekali kelebihan dinar dan dirham, tapada beberapa alasan yang menyebabkan mata uang dinar dan dirham belum atau enggan digunakan dalam perekonomian internasional. Salah satu alasannya adalah banyak negara yang tidak mengenal dinar dan dirham, sehingga dinar dan dirham belum diakui sebagai uang.
DinarÂ
References
Nabila Nabila, D. A. (2018). DINAR DIRH AR DIRHAM VS FI AM VS FIAT MONEY: KAJI T MONEY: KAJIAN TEORI AN TEORITIS. Jurnal Syariah, 157.
Sisdianto, H. P. (2020). Penggunaan Mata Uang Dinar dan Dirham Sebagai Solusi atas Krisis Ekonomi Global. Jurnal Manajemen Bisnis Islam, 135.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H