Mohon tunggu...
anastiti rahti
anastiti rahti Mohon Tunggu... Lainnya - Hy

Di sini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

DINAR DAN DIRHAM DALAM PEREKONOMIAN

7 Maret 2024   05:10 Diperbarui: 7 Maret 2024   16:54 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

A. Sejarah

Di zaman yang sudah maju seperti sekarang ini, cukup sulit rasanya menemukan transaksi jual beli yang menggunakan dinar (koin emas) dan dirham (koin perak). Hampir seluruh negara di dunia ini, atau bahkan sudah semua negara menggunakan  uang kertas.

Pada pembahasan kali ini, penulis akan sedikit mengajak pembaca untuk Kembali ke zaman kuno, zaman dimana dinar dan dirham digunakan.

Usut punya usut, dinar dan dirham itu digunakan jauh sebelum agama islam ada (Sisdianto, 2020). Pada zaman itu, atau bahkan sampa sekarang, penggunaan dinar dan dirham merupakan alat tukar paling stabil di dunia. Perekonomian pada zaman itu juga sangatlah maju.

Dalam Sejarah, diketahui bahwa kaum muslim mengikuti Persia dalam penggunaan dinar dan dirham.  Namun, pada saat itu Bangsa Persia tidak menyebutnya dengan dinar dan dirham melainkan drachm. Lalu, pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, sekitar tahun 642 M  kaum muslim mulai menggunakannya.

Pada tahun 651 M, pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan mata uang dinar dan dirham mulai dicetak dalam bentuk koin yang bertuliskan lafaz basmalah. Selain bertulis lafaz basmalah, terkadang dinar dan dirham bertuliskan nama khalifah yang sedang menjabat saat mata uang tersebut dibuat.

B. Hilangnya Dinar dan Dirham

Sistem ekonomi yang menguasai dunia barat sekitar abad ke-16 adalah kapitalisme (Sisdianto, 2020). Kapitalisme merupakan system ekonomi yang dimana kepemilikan atas alat produksi, distribusi, dan juga hasilnya merupakan milik pribadi. Seperti yang kita semua ketahui bahwa system ekonomi kapitalisme saat ini Tengah Berjaya. Bahkan, Jean Millis Gilpin dan juga Robert Gilpin mengatakan kalau system ekonomi kapitalisme menciptakan kesejahteraan di dunia.

Namun, para penganut kapitalis tidak ingat jika kesejahteraan itu hanya dirasakan oleh orang-orang kaya yang berkuasa. . Kesejahteraan dalam ekonomi kapitalis ini tidak terdistribusi dengan rata,Singkatnya adalah yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.

Dalam buku karangan Harry Shutt yang berjudul "Runtuhnya Kapitalisme" mengatakan kalau system ekonomi kapitalis kini sedikit demi sedikit mengalami keruntuhan. Salah satu faktor yang menyebabkan system ekonomi kapitalis ini runtuh adalah penetapan uang kertas sebagai alat transaksi (Sisdianto, 2020)

Penggunaan uang kertas sebagai system moneter membuat perekonomian kapitalis munai menurun. Hal ini disebabkan karena uang kertas memiliki nilai tukar yang tidak stabil dan fluktuatif. Pada awalnya penggunaan uang kertas masih aman karena masih dikaitkan dan ditopang dollar. Dab dollar pada saat itu juga masih ditopang oleh emas. Oleh sebab itu, pertumbuhan dollar bergantung pada banyaknya emas yang dimiliki Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun