Mohon tunggu...
Anastasya Datunsolang
Anastasya Datunsolang Mohon Tunggu... Lainnya - mulai untuk belajar menulis

Kita tidak akan tahu sebuah akhir tanpa memulai.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan yang Sempat Tertunda, Kusampaikan Salam dari Taman Bawah Laut Bunaken Untukmu

27 Januari 2023   01:22 Diperbarui: 27 Januari 2023   01:29 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah beberapa menit berlayar dalam cuaca yang kurang baik, kaka pemandu wisata memberikan informasi kalau kita tidak bisa ke pulau nain dikarenakan cuaca yang buruk dan ombak besar. Perhu pun diberhentikan pada pulau dengan hamparan pasir putih. Namanya Pulau Siladen, pulau yang menurut saya biasa aja sih karena saya sudah sering ke pulau yang lebih bagus mungkin. Sedikit berfoto, berjalan di pesisir pantai, dan ngobrol dengan nelayan yang saya temui, setelah itu kami diminta kembali ke perahu untuk menuju Pulau Bunaken. Cuacanya masi buruk, anehnya kali ini saya tidak ketakutan dengan hujan di tengah laut, padahal yang selalu saya bayangkan saat lihat laut itu yahh Tsunami J hehe, tapi kali ini saya menikmatinya. Melihat laut dengan air yang berwarna biru tua, awan hitam, hujan, sambil mendengar lagu Banda Neira “Sampai Jadi Debu”, menarik nafas panjang kemudian hembuskan perlahan sambil tersenyum. Hmmmmm, rasnya tentram tanpa ada rasa khawatir sedikitpun. Bahagia, satu kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Tidak lama kemudian perahu kembali disandarkan pada dermaga. Welcome to Bunaken, tulisan besar yang selalu siap menyambut wisatawan. Ini pertama kali saya ke Bunaken, dan ekspetasi saya hancur.

Hujan membuat pulau itu menjadi begitu lembap dan tidak membuat saya nyaman. Hhhhhhh, ngak tau lagi mau ngomong apa yang jelas ini di luar ekspetasi saya. Kami pun duduk di warung yang telah tersedia di pulau ini sambil menyantap makan siang yang sudah di siapkan oleh penyedia jasa travel. Setelah makan siang kami di arahkan untuk bersiap-siap sebelum menuju lokasi snorkeling dan diving. Buat kamu yang ngak bawa perlengkpan snorkeling atau diving tenang aja, karena pastinya di pulau bunaken banyak yang menyewakan perlengkapannya, yahh tingal siapin uang sih yang pasti.

Setelah semuanya siap kita langsung naik perahu ke tempat snorkeling dan diving. Cuaca sudah mulai cerah, para instruktur snorkeling dan diving mulai menjalankan perannya. Setelah diberi arahan, saya dan beberapa orang yang belum bisa berenang langsung memakai pelampung.

“wedehhh ba tobo nih kita pa tree”, kata saya berbahasa Manado kepada salah satu gerombolan travel yang asalnya dari lampung,

“Iyooo Bersetubuh kita” jawab pak tre dengan lantang yang sontak membuat orang-orang di perahu yang mengerti tertawa.

“haha, ba tobo itu artinya berenang. Pak tre nih ngaur bed” perjelasku setelah puas tertawa.

Saat semuanya siap, kita di pandu untuk turun dari perahu dan berlatih mengatur nafas di laut. Awalnya sih aman-aman saja, sampai saya meliihat ke dalam laut. Kaget dan panik melihat laut sedalam itu. Tentu saja saya tidak berani jauh-jauh dari gabus besar yang terus saya dan beberapa orang pegang agar aman.  Instruktur snorkeling terus memberi arahan untuk kita bisa memberanikan diri.

Benar saja, tidak memakan waktu lama sampai akhirnya saya yang penakut ini jatuh cinta dengan laut. Jenis ikan yang indah menyapa dan menuntun saya menuju rumahnya. Saya kagum, ternyata bawah laut seindah ini. Terumbu karang yang beragam jenisnya, warna warni ikan yang indah dan unik, membuat saya asik sendiri. Tiba-tiba terdegar suara  dari pemandu untuk menyuruh saya kembali mendekat ke perahu. Saya tidak sadar kalau sudah berenang terlalu jauh dari perahu dan terlalu dekat dengan terumbu karang. Setelah saya cukup berani, seorang pemandu meminta saya untuk melepas pelampung dan berfoto di dekat terumbu karang. Tentu saja saya ragu…

“gimana kalau saya tenggelam?, gimana kalau saya ngak balik lagi ke permukaan? Kaka nolongin saya kan kak kalo saya tenggelam?”, hahaha.. bacotan saya sebelum melepaskan pelampung dan berfoto di bawah laut

Si penakut lagi-lagi ketagihan, udah di fotoin sampe 5 kali masih aja minta di fotoin lagi. Untung kakanya sabar. Yahh kapan lagi kan bisa foto di bawah laut bunaken.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun