Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA), atau dalam Bahasa Indonesia, Eksploitasi dan Penyalahgunaan Seksual Anak secara Online, adalah fenomena yang terus meningkat seiring perkembangan teknologi digital.Â
OCSEA melibatkan tindakan yang merugikan anak-anak secara seksual melalui platform online, termasuk media sosial, aplikasi pesan singkat, forum daring, dan berbagai situs web.Â
Tantangan OCSEA terletak pada sifatnya yang tidak terbatas oleh lokasi geografis dan kemudahan anonim yang diberikan oleh internet, sehingga pelaku dapat dengan mudah mengakses dan berinteraksi dengan korban, seringkali tanpa disadari orang tua atau pengasuh.
a.Bentuk-Bentuk OCSEA
  OCSEA mencakup berbagai bentuk kejahatan seksual terhadap anak di dunia maya, di antaranya:
1.Grooming
   Grooming adalah proses manipulatif di mana pelaku membangun hubungan dengan korban anak untuk mendapatkan kepercayaan mereka, sebelum akhirnya mengeksploitasi anak secara seksual. Grooming sering terjadi melalui media sosial, aplikasi permainan, atau platform perpesanan yang populer di kalangan anak-anak dan remaja.
2.Sextortion
    Sextortion atau pemerasan seksual terjadi ketika pelaku mengancam akan menyebarkan konten seksual anak yang sudah mereka peroleh atau buat sendiri, kecuali jika anak memenuhi tuntutan pelaku, seperti memberikan gambar atau video tambahan, uang, atau aktivitas lain yang membahayakan.
3.Distribusi Materi Abusif Anak
    Ini adalah bentuk penyebaran materi visual anak yang dieksploitasi atau disalahgunakan secara seksual, sering dikenal sebagai CSAM (Child Sexual Abuse Material). Ini merupakan tindakan kejahatan yang sangat serius dan melanggar hukum di berbagai negara.
4.Penggunaan Kamera atau Streaming Langsung
    Beberapa pelaku OCSEA menggunakan fitur streaming langsung atau kamera untuk memaksa anak berperilaku tertentu di depan kamera, yang kemudian disiarkan atau direkam. Ini bisa terjadi dalam permainan atau aplikasi yang memungkinkan video interaktif.
b.Faktor-Faktor Penyebab OCSEA
  Beberapa faktor penyebab OCSEA antara lain:
1.Anak yang Rentan
   Anak-anak yang kesepian, kurang pengawasan, atau mencari perhatian cenderung menjadi target pelaku karena dianggap lebih mudah dimanipulasi.
2.Kemudahan Akses Teknologi
   Peningkatan akses ke perangkat elektronik di kalangan anak-anak, seperti smartphone dan tablet, membuka peluang bagi pelaku untuk menjangkau anak-anak di mana saja dan kapan saja.