Mohon tunggu...
Anastasia Nessa
Anastasia Nessa Mohon Tunggu... Lainnya - as a student

dirimu adalah inspirasimu

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengupas Aliran Film "Jaka Sembung" (1981) dan "Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212" (2018)

15 September 2022   17:03 Diperbarui: 15 September 2022   17:05 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan / Paradigma 

Menurut Harmon (dalam Astuti, 2022: 16) paradigma adalah cara mendasar untuk berpikir, menilai, mempersepsi, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus mengenai suatu realitas.

Secara singkat, paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat konsep, asumsi, keyakinan, nilai, metode atau aturan yang akan membentuk kerangka kerja pelaksanaan (Astuti, 2020, h.16).

Pada film 'Jaka Sembung" paradigma yang digunakan adalah paradigma kritis. Menurut Guba dan Lincoln (dalam Astuti, 2022: 22) paradigma kritis menyatakan bahwa ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis mengungkap struktur asli di balik stuktur yang nampak dengan tujuan membentuk suatu kesadaran sosial untuk memperbaiki serta merubah kondisi kehidupan manusia.

Hakekat mengenai realitas sosial adalah bahwa realitas sosial merupakan sesuatu yang semu dan terbentuk dari proses sejarah, kekuatan sosial budaya, dan ekonomi politik.

Jika dilihat dalam film 'Jaka Sembung' ini, realitas sosial yang terjadi di dalam film ini terbentuk dari proses sejarah, kekuatan sosial budaya, dan juga ekonomi politik.

Secara kritis, film ini mengungkap struktur asli dari kepemimpinan Hindia Belanda. Terungkap bahwa komandan Hindia Belanda yang ingin berkuasa, memanfaatkan berbagai macam kekuatan lainnya untuk membentuk struktur tertentu guna mencapai keinginannya.

Sama halnya dengan film 'Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212' menggunakan paradigma kritis yang dimana film ini menceritakan tentang kekuasaan seseorang. Wiro Sableng yang ingin menuntas habis Mahesa ingin menyatakan bahwa sebuah kekuasaan yang baik itu bukan dengam kekuatan-kekuatan jahat.

Secara tidak langsung kedua film ini ingin memperbaiki dan merubah kondisi kehidupan manusia yang terkadang ingin mendapatkan kekuasaan yang besar tetapi menggunakan cara yang salah.

Genre 

Genre mulai dikenal sekitar tahun 1770-an dan berasal dari kata Perancis dan Latin (Astuti, 2022, h.23). Steve Neale (dalam Astuti, 2022: 23) mendefenisikan genre sebagai kode dan kesepakatan. Dalam hal ini, penonton juga menjadi penting sebagai penentu kepuasan dari kesesuaian genre.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun