Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bob Dylan Says

28 Juli 2024   11:54 Diperbarui: 28 Juli 2024   12:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Luiza Faccin in pinterest, i.pinimg.com)

"I love you, Kakak."

Anak kecil berusia 3 tahun itu menatap sang bunda beberapa jenak, lalu dengan tenang menjawab:

"No, Mama ngga sayang sama Kakak.

Soalnya Mama ngga kepingin lama-lama bersama Kakak.

Namun Kakak sayang Mama.

Soalnya Kakak kepingin bersama Mama terus."

Anak kecil berusia 3 tahun tersebut telah menohok hati bundanya dengan teramat jitu.

Itu kejadian 19 tahun lalu.

Baca juga: Terima Kasih, Ibu!

Yang membuat ibu kembali mengalami dilema pada masa sekarang.

Besok adalah hari ulang tahun anak sulungnya.

Spontan muncul niatan untuk menghabiskan waktu bersama dengan sang buah hati tercinta.

Namun itu sebelum datang tawaran kerja.

Posisinya adalah sebagai freelancer, sekaligus tulang punggung utama keluarga.

Maka tawaran kerja menjadi prioritas wajibnya untuk ia tindaklanjuti dengan segera.

Sungguh bak makan buah simalakama!

Atau menurut istilah Dollar & Miller ialah konflik yang bersifat approach-appoach.

Atau kata orang tua zaman dahulu: "Nduk, kamu itu terlalu banyak maunya...."

Bagaimana pun, persimpangan batin tersebut tampak benar-benar nyata.

Sampai-sampai menutupi sang biang keladi yang merekayasanya.

Yakni sang hawa nafsu dan kelekatan tidak teratur.

Yang gemar mendesak dan mendorongnya untuk terus nyebur.

Menerabas segala batas dengan alibi semangat menyintas.

Mengesahkan tindakannya melibas sebagai solusi bernas.   

 

Nah, barulah sekarang ibu dapat melihat peta batinnya secara lebih jelas.

Tampaknya ada beberapa data yang kurang sebagai bahan pertimbangan.

Bagaimanakah preferensi kakak terhadap situasi ibu pada masa sekarang?

Bagaimanakah status terkini dari tawaran pekerjaan tersebut?

Bagaimanakah sumber daya waktu dan tenaga ibu dalam memenuhinya di tengah beberapa tanggung jawab lain yang masih dalam proses penyelesaian?

Dan secara romansa, bagaimanakah ibu ingin diperlakukan manakala ia berada di posisi anaknya?

Satu demi satu informasi pun ibu kumpulkan.

Kepingan-kepingan puzzle tersebut semakin memperjelas gambaran.

Solusi terbaik mencuat secara alamiah ke permukaan.

Tata kelola aliran emosimu, Beib.

Then focus on data.

And the answer my friend is blowing in the wind, yes the answer is blowing in the wind 

(Bob Dylan)

***

(Kakak pun bangkit berdiri dari pusara,  tersenyum hangat mengenang pengalamannya bersama almarhum Bunda tersayang) 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun