Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Pagi!

27 November 2023   08:38 Diperbarui: 27 November 2023   08:48 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batin ibu pun miris teriris.

Bagaimana perang itu dapat ia tawar?

Ibu mengambil benang dan jarum.

Sudah lama koyak sandang suami-anaknya terlantar.

Rabun mata ibu selalu dimaklum.

Mampukah kini matanya berikhtiar?

... BISA!

Benang berhasil lolos, lubang setitik pun terlewati!

Rabun tidak menakar mata lemah daya.

Maukah ia juga maju membawa damai 'tuk tetangganya yang bertikai?***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun