Batin ibu pun miris teriris.
Bagaimana perang itu dapat ia tawar?
Ibu mengambil benang dan jarum.
Sudah lama koyak sandang suami-anaknya terlantar.
Rabun mata ibu selalu dimaklum.
Mampukah kini matanya berikhtiar?
... BISA!
Benang berhasil lolos, lubang setitik pun terlewati!
Rabun tidak menakar mata lemah daya.
Maukah ia juga maju membawa damai 'tuk tetangganya yang bertikai?***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!