Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghitung Rahmat

2 Juli 2023   16:28 Diperbarui: 2 Juli 2023   17:02 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca Kompasiana... rahmat.

Memahami yang dibaca... rahmat.

Mencecap-cecap sari bacaan... rahmat.

Termotivasi mempraktikkan hasil baca... rahmat.

Bernapas lepas... rahmat.

Memandang lapang... rahmat.

Menyimak aneka bunyi... rahmat.

Merasakan kulit bersentuhan... rahmat.

Menelan air liur... rahmat.

Mengamati pikiran lalu lalang... rahmat.

Menyusuri geliat emosi... rahmat.

Merangkul gejolak hasrat... rahmat.

Keinginan berdamai dengan kenyataan... rahmat.

Menaruh hormat atas kejadian terberi... rahmat ilahi.

Bersyukur penuh akan kejadian yang dihadiahkan... rahmat ilahi.

Berhenti abai-mengeluh-marah atas apa yang terjadi... rahmat ilahi.

Berhenti mengikuti keinginan sendiri... rahmat ilahi.

Mengakui kelemahan dan utuh berserah... rahmat ilahi.

Kalau lanjut diteliti... adakah yang bukan rahmat?

Kalau diselami sampai ke dasar... adakah rahmat yang bukan ilahi?

Dan tersungkurlah aku kini di sini...

Menghitung rahmat yang tak terhitung...

Tak pernah ku pantas, namun terus dihujani rahmat.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun