Membaca Kompasiana... rahmat.
Memahami yang dibaca... rahmat.
Mencecap-cecap sari bacaan... rahmat.
Termotivasi mempraktikkan hasil baca... rahmat.
Bernapas lepas... rahmat.
Memandang lapang... rahmat.
Menyimak aneka bunyi... rahmat.
Merasakan kulit bersentuhan... rahmat.
Menelan air liur... rahmat.
Mengamati pikiran lalu lalang... rahmat.
Menyusuri geliat emosi... rahmat.
Merangkul gejolak hasrat... rahmat.
Keinginan berdamai dengan kenyataan... rahmat.
Menaruh hormat atas kejadian terberi... rahmat ilahi.
Bersyukur penuh akan kejadian yang dihadiahkan... rahmat ilahi.
Berhenti abai-mengeluh-marah atas apa yang terjadi... rahmat ilahi.
Berhenti mengikuti keinginan sendiri... rahmat ilahi.
Mengakui kelemahan dan utuh berserah... rahmat ilahi.
Kalau lanjut diteliti... adakah yang bukan rahmat?
Kalau diselami sampai ke dasar... adakah rahmat yang bukan ilahi?
Dan tersungkurlah aku kini di sini...
Menghitung rahmat yang tak terhitung...
Tak pernah ku pantas, namun terus dihujani rahmat.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H