Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merancang Libur Panjang Sekolah

13 Juni 2023   16:51 Diperbarui: 13 Juni 2023   16:54 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Libur panjang sekolah sudah di depan mata. Perasaan mulai bercampur warna. Ada antusias menyambut bebas dan waktu ria. Ada waswas bingung menggagas mau diisi kegiatan apa. Terselip juga nelangsa saat ingat keterbatasan sumber daya yang ada.

Sikap terhadap libur panjang sekolah setidaknya mengerucut menjadi tiga. Apakah kita mau merancang liburan? Apakah liburan mau kita biarkan mengalir alamiah? Ataukah ada satu-dua yang hendak kita rancang, lalu selebihnya kita biarkan?

Beberapa rekan ada yang merancang masa libur sekolah sejak jauh-jauh hari. Mereka menabung dan mengatur jadwal cuti, sehingga dapat bepergian sekeluarga pada waktu anak-anaknya libur panjang sekolah.

Suami dan saya belum dapat melakukan cara tersebut. Namun kami tetap menempatkan libur panjang sekolah secara istimewa. Suami menyatakan keinginannya, yang langsung disetujui kami semua, yaitu minimal rekreasi ringan satu kali dalam satu bulan liburan. Rekreasi ringan kami sederhana, sekedar jalan-jalan ke mall untuk nonton bioskop, main game, makan di restoran, dan sambil cuci mata.

Sulung, yang akan masuk kuliah semester satu tahun ajaran baru nanti, berkeinginan magang. Ia mengirimkan beberapa lamaran. Pada awalnya, ia mengirimkan lamaran melalui email untuk lowongan script writer. Namun karena belum ada panggilan, ia datang langsung ke beberapa kafe untuk melamar sebagai pelayan, dengan harapan menerima panggilan lebih cepat. Sambil menunggu, ia setiap hari belajar motor dengan ayahnya, dan membantu saya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Anak kedua sedang asyik berkegiatan sebagai pengurus OSIS di SMA-nya. Sementara anak ketiga dan Bungsu asyik berdunia maya dengan teman-teman online mereka.

Hmmm... saya jadi berpikir ulang. Apakah libur panjang sekolah tetap perlu dirancang? Atau cukup mengikuti keinginan suami, dan selebihnya dibiarkan mengalir alamiah sesuai kebiasaan masing-masing anggota keluarga maupun kebutuhan situasional nanti?     

The Present is the Key to the Past (Lyell), and the Past is the Key to the Future (Doe)  

Prinsip Lyell (dalam Fardiansyah, 2012) tersebut mengandung arti bahwa masa sekarang dapat digunakan untuk menterjemahkan masa lalu, sementara prinsip Doe (1983) mengandung arti bahwa masa lalu dan masa sekarang dapat digunakan untuk memprediksi masa depan.  

Terkait dengan merancang libur panjang sekolah, kita dapat memulainya dengan menggunakan prinsip ini sebagai dasar. Saat sekarang dapat kita manfaatkan untuk merefleksikan efektivitas libur panjang sekolah tahun-tahun lalu. Misalnya, satu rekreasi ringan sebelum libur panjang berakhir ternyata adekuat dalam menciptakan pengalaman berbeda dari rutinitas, memberikan kesegaran dan kebahagiaan, serta sama sekali tidak menimbulkan efek lelah. Selebihnya dapat dibiarkan alamiah. Namun akan lebih semangat bergiat bila ada 2-3 agenda gotong royong di rumah, seperti merapikan lemari baju dan tempat belajar, melap perabotan dan membersihkan halaman, dsb.

Berdasarkan hasil refleksi itu, kita dapat mencari referensi sebagai acuan untuk merencanakan libur panjang sekolah yang sebentar lagi tiba. Saya pun mencari informasi tentang beberapa alternatif cara bergiat di rumah. Beberapa ide dari Vani & Jatmiko (2022) berikut ini cukup menarik dan mudah diterapkan:

1. Membuat grafik mingguan.

Saya jadi teringat saat tiga anak pertama masih SD dan Bungsu masih bayi. Anak kedua mengajak anak ketiga untuk membuat jurnal liburan bertajuk Buku Biti. Mereka menulis, menggambar, ataupun menempelkan sesuatu sebagai tanda dari aktivitas yang dilakukan pada hari. Sukacita pun lahir dari perasaan bermakna.

Supaya bisa konsisten, perlu disiapkan alatnya dari awal, misalnya berupa kalender seukuran karton dan ditempelkan di dinding, sehingga tinggal diisi kotaknya sesuai tanggal dengan tulisan, gambar, stiker, potongan kertas warna bergambar ekspresi wajah, dll.   

2. Melakukan hobi.

Setiap anggota keluarga dapat menekuni kegemarannya masing-masing, seperti main game, membaca, menulis, menggambar, buat video, dsb. Hmmm... bisa juga disediakan waktu untuk sharing bersama usai menekuni hobi sendirian, misalnya setiap usai makan malam.  

3. Masak sendiri makanan yang enak. 

Anak-anak biasanya suka menemukan resep praktis dan menarik dari Tik Tok, sehingga mudah untuk disiapkan bahan peralatannya, dapat dibuat sendiri, dan merasa puas. Suami juga suka praktik resep Davina dari Youtube: maknyuss 'n never failed! Ah, saya bisa mengajak anak-anak untuk ikut mengupas dan memotong-motong bahan makanan di kulkas, agar siap pakai dan memudahkan saat ada yang ingin masak sendiri.

4. Mengasah kreativitas. 

Waktunya praktik video tutorial D-I-Y (Do It Yourself)! Rasanya akan menarik juga bila nanti bisa menyediakan satu area tembok untuk dikrayoni bersama-sama!

 

5. Berkebun. 

Bagaimana ya caranya mengajak anak-anak agar tertarik untuk ikut mencabuti rumput sambil berjemur matahari pagi? Atau menata kelola kebun menjadi beberapa area, yang bisa ditanami pangan?

 

6. Menyelesaikan buku baru. 

Bila tidak ada buku baru, bisa juga menyelesaikan satu tulisan baru. Minggu kemarin, saya mengajak kelas Dinamika Kelompok untuk bermain lomba pantun-puisi. Saat ditanya perasaannya usai bermain, pada awalnya mereka merasa deg-degan, karena sudah lama sekali tidak menulis pantun-puisi, namun sesudahnya mereka merasa senang dan antusias setelah berhasil menyelesaikan tantangan. Saya semakin yakin, setiap orang bisa menulis!

 

7. Silaturahmi dengan keluarga. 

Baik sekali bilamana sejak awal kita juga mengagendakan untuk mengirimkan hantaran, ber-gmeet ria, ataupun sekedar bersapa-kabar dengan keluarga besar di luar kota. Waktu luang juga memungkinkan kita untuk lebih banyak ngobrol dari hati ke hati dengan anggota keluarga di rumah.   

 

8. Merawat peliharaan. 

Waktu luang bisa digunakan untuk bermain lebih lama, mengajak jalan-jalan, ataupun melatih keterampilan baru dari hewan peliharaan. 

 

9. Nonton film maraton. 

Kita bisa leluasa menonton saat libur. Bagaimana kalau lanjut membagikannya secara ringkas di medsos?

 

10. Praktik Ilmu. 

Sambil membereskan buku-buku catatan pelajaran setahun kemarin, materi-materi yang telah dipelajari dapat diintip sebentar. Yang dikuasai, menarik, ataupun yang sulit, akan asyik juga dipraktikkan, dan lebih menguat manfaatnya. Atau bisa juga anak-anak diajak mempersiapkan diri untuk menyambut tahun ajaran baru pada minggu terakhir liburan, dengan cara melakukan eksperimen tertentu.

Nah, alternatif kegiatan sudah siap. Kita bisa menggunakannya untuk dipilih nanti saat menyusun agenda harian selama waktu libur panjang. Menurut Jevons (dalam Puri, 2015):

kenikmatan liburan sudah dapat kita rasakan sejak merencanakannya.

Kualitas liburan juga bisa kita jaga dengan cara menyeimbangkan antara kegiatan hidup yang bermakna / eudaimonia dengan kesenangan / hedonism (Epicurus, dalam Puri, 2015). Caranya antara lain dengan menyisipkan kegiatan memanjakan diri setiap hari selama 30 menit, seperti menikmati secangkir kopi panas sambil duduk di teras, membaca satu sub bab dari buku favorit, jajan sendirian, berdiam diri menikmati alam sekitar, dsb. Cara ini ampuh untuk menciptakan kualitas liburan harian dan menjaga keseimbangan hidup (Bryant & Verrof, dalam Puri, 2015).

Libur pun tiba! Selamat liburan, ya!***

      

Daftar Pustaka

https://gprgindonesia.wordpress.com/2012/05/23/lingkungan-modern-sebagai-analogi-lingkungan-purba-sebuah-makna-the-present-is-the-key-to-the-past-dalam-sedimentologi/ diakses pada tanggal 13 Juni 2023 pukul 13.39

https://ui.adsabs.harvard.edu/abs/1983GeCoA..47.1341D/abstract diakses pada tanggal 13 Juni 2023 pukul 13.52

https://tugumalang.id/10-kegiatan-seru-mengisi-liburan-sekolah-meskipun-hanya-di-rumah-saja/ diakses pada tanggal 13 Juni 2023 pukul 14.07

https://nationalgeographic.grid.id/read/13296299/pentingnya-mental-liburan diakses pada tanggal 13 Juni 2023 pukul 15.41

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun