Semakin lama berdirinya pondok, Grace semakin memusatkan tujuan berdirinya pondok Mentari, yaitu mengaungkan lima hak wajib anak. Adapun lima hak yang digaungkan Mentari Cilik adalah hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk mendapatkan perlindungan, hak untuk berpartisipasi, hak untuk berkontribusi dan hak untuk mendapatkan kehidupan. Kini kegiatan Pondok Mentari Cilik difokuskan untuk memberikan afeksi, rasa nyaman serta mengenalkan bakat minat pada anak-anak.Â
"Untuk jumlah anak yang datang ke pondok itu biasanya dinamis ya, soalnya sekarang juga kegiatan pembelajaran sudah kembali seperti biasa dan offline. Jadi banyak anak-anak yang sehabis pulang sekolah diajak sama orangtuanya untuk bantu kerja di ladang. Jadi untuk jumlah anak yang datang ke pondok biasanya dibawah 15 orang, dan itu wajar sekali," ujar Grace saat ditanya jumlah anak yang datang ke pondok.
Kini Grace sudah memiliki tim untuk membantu kegiatan di pondok dan merekrut beberapa volunteer yang suka rela menjadi kakak pendamping dan tim inti Pondok Mentari. Meski belakangan ini cukup sulit mencari kakak pendamping karena mahasiswa juga sudah kembali ke perantauannya masing-masing, tapi selalu ada relawan yang sukarela datang dari kota untuk menjadi kakak pendamping anak-anak di desa Rumamis.Â
Salah satu volunteer Pondok Mentari Cilik bernama Andre Doli yang sudah berdinamika sejak awal berdirinya Pondok Mentari mengutarakan bahwa pondok ini adalah salah satu tempat dimana Ia bisa merasakan hal-hal yang tidak bisa Ia rasakan di tempat yang lain. Disini Andre merasakan kasih sayang serta dinamika yang luar biasa bersama anak-anak. "Walau sekarang pondok cukup sepi karena anak-anak sudah masuk sekolah secara offline, tapi harapan saya semoga pondok masih bisa berdiri terus dan menjadi motivasi bagi orang-orang di desa lain untuk membuat kebaikan yang sama," ujar Andre.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H