"Menurut aku cinematografinya bagus, konsep filmnya tenang gitu."
"Tapi untuk kisah dan jalan ceritanya aku bisa maklum karena menurut aku romo dan suster kan tetap sama-sama manusia, jadi wajar aja kalau mereka bisa saling suka."
Selain itu, narasumber ketiga saya yakni Jeslyn yang menganut agama Kristen memiliki pendapat yang berbeda.
"Pandanganku sebagai umat kristen sih ya kayak loh berarti imam belum tentu imannya ga kuat ya? Kan seharusnya mereka ada semacam "janji" gitu gasih buat jadi suster atau pastor gitu ya?"
Menurut Jeslyn, dengan adanya film Ave Maryanm ini justru memberikan Ia insight dan pandangan baru bahwa kisah cinta imam dan biarawati di Gereja Katolik bisa saja terjadi.
 "Banyak bgt film-film yang buat genre kayak suster love pastor atau ga suster yang suka sama cowo gitu-gitu deh, jadi pandanganku tiap liat suster itu jadi beda gara-gara nonton film yang selalu kasih pandangan suster yang kayak gitu gitu ajasih Nas." tutup beliau.
Pada intinya, selain memberikan hiburan kepada penonton, sebuah fim juga bisa menciptakan resepsi barus serta pemahaman baru bagi penontonnya. Tentunya dibutuhkan pemahaman serta kemampuan bagi kita untuk mampu menyaring setiap pesan positif dari film yang kita tonton.
DAFTAR PUSTAKA
Nasrullah, M. S., & Rulli, D. (2018). Riset khalayak digital: Perspektif khalayak media dan realitas virtual di media sosial. Bandung Institute of Technology.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H