Kraaaakkk....! Terdengar suara pintu gubuk dibuka. Sebelum penghuni yang ada di dalam gubuk itu keluar, Adit segera memberi komando agar mereka berempat meninggalkan rumah Mbah Dukun itu.
Mereka secepat kilat menaiki sepeda namun sebelum menaiki sepedanya Sekar sempat terjatuh karena panik. Wira dengan cekatan segera menolong Sekar dan akhirnya Sekar pun bisa dengan cepat menaiki dan mengayuh sepedanya. Aksi mereka berempat tentu saja sedikit menimbulkan kegaduhan.
========
Pintu gubuk yang sudah mulai macet itu akhirnya bisa terbuka lebar. "Aku penasaran dengan suara gaduh bocah-bocah ini. Siapa mereka sebenarnya?" Dengan langkah yang agak dipercepat sampai juga lelaki tua itu di samping rumahnya, namun mereka yang ia disebut bocah itu sudah berlalu dengan sepedanya masing-masing. Sejauh mata memandang, lelaki tua itu hanya melihat punggung mereka berempat yang sedikit basah oleh keringat saat mengayuh sepeda.
"Berani-beraninya bocah konyol itu datang ke rumahku. Penduduk di seberang Bukit Hijau saja tidak berani datang kemari. Hanya orang-orang tertentu dan di waktu tertentu saja, ada yang datang kemari."
Lelaki tua itu kembali  memasuki rumahnya dengan sedikit menggerutu, "Dasar bocah, rupanya mereka ingin tahu siapa aku ini sebenarnya."
(Bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI