Istrinya yang sedari tadi berada di sebelahnya merasa heran karena mendadak Chris mengatakan bahwa ia sakit kepala dan ingin segera pulang. Di dalam perjalanan pulang, siluet wajah cantik Ayu saat memasuki gedung resepsi terus menari-nari di pikiran Chris. Ditambah lagi wajah lucu anak perempuan kecil itu. Apakah aku pantas jika aku ingin memeluk anakku? Aku pasti akan malu karena sekarang Ayu adalah atasanku juga." Chris terus meracau dalam benaknya seraya memijit-mijit keningnya seolah benar-benar sakit kepala.
******
Di pagi yang cerah ini, sepertinya tidak secerah hati Chris. Ia sudah berada di dalam ruangan kerja Pak Rendi.
"Dengan terpaksa, saya harus memberi Anda dua pilihan. Anda mau saya pindahkan ke kantor cabang dengan gaji yang jauh lebih kecil atau Anda mengundurkan diri dari perusahaan ini secara terhormat dan saya akan memberi Anda pesangon? Saya hanya tidak mau, di perusahaan ini ada seseorang yang tidak berani bertanggung jawab, apalagi hal itu menyangkut kehidupan istri dan anak saya." Perkataan Pak Rendi sebagai atasan Chris terasa sangat keras, lebih keras dari tamparan Ayu beberapa tahun lalu.
Saat resepsi pernikahan  itu, Ayu sebenarnya melihat Chris. Ayu telah menceritakan kepada suaminya bahwa ayah biologis Tiara adalah Chris, salah satu karyawan teladan di perusahaan suaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H