Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Ayu

23 Desember 2022   19:00 Diperbarui: 23 Desember 2022   18:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

******

Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu, bahkan sekarang sudah dua tahun, Chris tidak pernah muncul di hadapan orang tua Ayu. Saat itu Ayu masih ingat jika orang tua Chris datang ke rumahnya, namun tanpa Chris. Orang tua Chris mengatakan bahwa Chris sudah dinikahkan dengan seseorang yang seiman, kaya raya, dan gadis itu sangat mencintai Chris dari dulu. Jika Chris tidak menikahi gadis itu, malapetaka akan terjadi di keluarga Chris. Ayahnya yang saat itu terlilit hutang hampir dipenjara.

Orang tua Ayu tidak terima, bahkan saat itu mereka akan melaporkan keluarga Chris yang tidak bertanggung jawab itu ke polisi, namun Ayu mencegahnya. Walaupun perasaannya hancur, ia sadar diri, berurusan dengan polisi bukan perkara mudah. Rumit dan butuh biaya yang tidak sedikit.

Ayu stres bahkan hampir mengalami gangguan jiwa, namun Ayu ingat jika di rahimnya ada janin yang harus ia selamatkan dan besarkan. Akhirnya, Ayu mengundurkan diri dari tempat kerjanya dan tinggal di rumah tantenya yang berada di kota Batu, Malang. Di situlah Ayu bersembunyi sampai melahirkan anaknya. Tante Ayu mengatakan kepada para tetangga jika suami Ayu meninggal dunia ketika baru saja satu bulan mereka menikah. Kebohongan demi kebohongan terus menerus dilakukan demi menutupi status sang jabang bayi.

Ayu terus berusaha kuat menanggung semuanya sendirian. Dengan situasi rumah tantenya yang sejuk dan dekat dengan perkebunan apel Malang, membuat Ayu seolah memiliki harapan baru. Ia mencoba lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Ayu memutuskan untuk terus tinggal di kota itu dan ingin kembali bekerja agar bisa membesarkan anaknya.

Ayu juga ingin mengembangkan perkebunan apel milik tantenya supaya kualitas buah apel yang dihasilkan lebih meningkat lagi. Setidaknya kepiawaiannya mengkoordinir orang-orang bisa ia terapkan di sini walaupun bidang yang sebelumnya Ayu tangani sangat jauh berbeda. Ayu selalu percaya bahwa dengan belajar, siapapun pasti bisa. Itulah Ayu, di sisi lain ia sangat bucin maksimal, tapi di sisi lain lagi,  ia memiliki karakter mau belajar dan bekerja keras.

******

Benar saja, dengan kerja kerasnya belajar dari orang-orang yang sudah berpengalaman dan ahli di bidangnya, bahkan Ayu terjun langsung memelihara dan merawat perkebunan apel itu, akhirnya Ayu sukses di bidang agrobisnis. Tantenya yang selama ini hidup seorang diri dan tidak mengerti bagaimana cara mengembangkan perkebunan apel peninggalan suaminya itu, sangat bangga terhadap Ayu. 

Tiara, anak perempuan Ayu yang sudah menginjak usia 3,5 tahun pun menjadi penghiburan untuk tantenya sehingga tidak kesepian lagi. Sesekali orang tua Ayu datang ke Malang. Ayu belum berani menginjakkan kakinya di kota kelahirannya, Bandung. Ayu sudah nyaman berada di kota Malang yang sejuk dan menentramkan hatinya itu.

"Mungkin ada baiknya jika aku mulai membuka hati untuk Rendi. Tiara membutuhkan status dan figur seorang ayah," tutur Ayu kepada tantenya. "Kenali dulu lebih dekat dan lebih dalam lagi, supaya kamu tidak salah pilih," nasihat tante Ayu yang sudah dianggapnya seorang ibu seraya menyiapkan teh manis hangat untuk Ayu. 

Ayu bertemu dengan Rendi saat mereka bekerja sama untuk mengembangkan bisnis perkebunan apel ini. Ayu berusaha berdamai dengan masa lalunya walaupun belum seratus persen. Inilah karakter Ayu lainnya, ia tetap tegar dan menjalani proses hidupnya dengan tabah dan kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun