Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Ayu

23 Desember 2022   19:00 Diperbarui: 23 Desember 2022   18:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

******

Sudah 3 hari Chris tak bisa dihubungi. Ayu semakin gelisah, kembali ia menatap tes pack bergaris dua yang ada di genggamannya. Batinnya meracau, wajahnya kusut, panik, dan gelisah. Ponselnya dilempar ke tempat tidur.

Ayu adalah salah satu karyawan teladan di perusahaan tekstil ternama kota Bandung. Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang akan dikatakan teman-teman kantor kalau mereka tahu dirinya hamil?

Kembali Ayu meraih ponsel yang tadi dilemparnya ke tempat tidur. Tangannya menggeser layar ponsel dan menuju log panggilan untuk menghubungi Chris kembali. Namun, tetap saja nihil, Chris tidak menjawabnya.

Akhirnya, Ayu memutuskan untuk mencari Chris di kantornya. Ia membersihkan diri di kamar mandi dan bersiap-siap untuk menuju kantornya Chris. Batin Ayu bergejolak dan seakan ingin berteriak, "Chris harus tahu kalau aku hamil."

******

Chris tampak sibuk dengan laporan keuangan yang angka-angkanya tertera di layar komputer. Pekerjaannya sebagai bagian keuangan di sebuah perusahaan ritel tentu membuatnya harus berhati-hati. Agus menghampirinya agak tergesa-gesa, "Bro, cewek lo nyari tuh. Katanya udah tiga hari lo ga bisa dihubungi." Chris sedikit terperanjat mendengar pernyataan Agus. Chris segera keluar ruangan dan menekan tombol lift menuju lantai dasar. Terlihat Ayu sedang berdiri dan gelisah menunggunya.

Belum sampai Chris membuka mulutnya, Ayu sudah menegurnya dengan sedikit emosi. "Kenapa teleponku nggak pernah kamu angkat?" Chris memegang pundak Ayu kemudian berusaha menjelaskan, "Sorry, Sayang. Aku sibuk banget tiga hari ini, aku harus fokus dengan pekerjaanku dan nggak ingin diganggu dulu. Memangnya ada hal yang penting banget sampai kamu datang ke tempat kerjaku?"

"Aku, hamil." Ayu langsung mengatakan hal yang sesungguhnya dengan tanpa basa-basi lagi. "Kamu harus menikahiku segera! Kita harus beritahu keluarga supaya proses pernikahannya bisa dipercepat. Aku nggak mau orang-orang sampai tahu kalau aku hamil duluan."

Chris tak percaya dengan yang baru saja disampaikan Ayu. Ia baru ingat sekali waktu memang mereka pernah melakukan hubungan tanpa pengaman. Lalu, bagaimana dengan rencana bosnya yang akan memindahkannya ke divisi lain sekaligus berpindah lokasi ke Jakarta? Di samping itu, bagaimana reaksi orang tuanya dengan status mereka yang beda agama? Selama 1 tahun ini Chris menutupi hubungannya dengan Ayu dan tidak pernah menceritakannya kepada orang tuanya. Chris sudah tahu kalau orang tuanya tidak akan setuju dengan perbedaan tersebut. Itu sebabnya belum pernah sekalipun Ayu diajak main atau bertemu orang tuanya.

Chris merangkul bahu Ayu dan mengajaknya ke area yang lebih sepi dan tidak banyak orang lalu lalang. "Gimana kalau seandainya digugurkan saja. Bukannya itu hal biasa di zaman sekarang? Aku akan dipindahkan ke Jakarta. Ini kesempatan bagus untuk karierku. Ayu hanya bisa menatap Chris dengan tatapan kesal dan benci. Plak! Tangannya pun melayang menampar pipi Chris. "Kalau kamu tidak datang menemui orang tuaku, aku akan laporkan kamu ke polisi! Angkat teleponku jika aku menghubungimu dalam waktu dekat ini!" Ayu berlalu meninggalkan Chris dengan masih diliputi perasaan kesal dan sedih. Dirinya tak percaya jika sikap Chris akan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun