Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Kos

27 Juli 2022   18:00 Diperbarui: 27 Juli 2022   18:05 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bisa, dong! Memangnya, kamu mau aku antar ke mana?" Tita menjawab seraya berlalu ke ruang tengah dan tangannya meraih gitar kesayangannya, "Nanti juga kamu tahu. Sepuluh menit lagi, kita berangkat ya, Kent!"

_&&&&_

"Pemakaman di Jalan Pandu? Kenapa aku diajak ke sini?" Kent bingung sekaligus merasakan jika bulu kuduknya mulai meremang. Tita menggenggam tangan Kent. Dada Kent berdegup kencang, seperti ada aliran listrik menyengat tubuhnya. Tangan Tita yang ada di genggamannya terasa dingin.

"Kent, inilah rumahku yang sebenarnya." Kent menatap batu nisan bertuliskan nama Tita Octariani. Kent lemas, keringat membanjiri tubuh dan bajunya.  

"Kamu memiliki kelebihan dibandingkan orang lain, maka dari itu, kamu bisa melihatku dan berbicara denganku. Memangnya kamu sendiri nggak sadar ya kalau aku ini hantu?" Tita tertawa menyeringai. Aku mau minta tolong, Kent. Tolong antarkan aku ke suatu tempat lagi."

Akhirnya, Kent menuruti kemauan Tita. Ia mengantarkan Tita ke salah satu rumah di Jalan Surya Kencana. Sampailah mereka di depan rumah yang asri dengan layout yang minimalis namun terkesan modern. "Ini rumah papaku, namanya Pak Andy. Sampaikan padanya kalau sekarang putri kecilnya ingin memeluknya terakhir kali. Setelah bercerai dengan mama, aku tak bisa merasakan pelukan papa lagi."

Kent pun mengetuk rumah Pak Andy. Seorang lelaki berperawakan tinggi, berisi, dan berkumis tebal membukakan pintu. "Malam, Pak. Saya Kent. Saya datang ke sini mau mengantarkan Tita karena...," belum selesai Kent berbicara, Pak Andy sudah memotongnya.

"Heh, kamu jangan aneh-aneh! Tita itu sudah meninggal dan hari ini genap 40 hari." Pak Andy sedikit marah karena ia menganggap Kent main-main terhadap orang yang lebih tua.

"Pa, aku ingin memelukmu untuk yang terakhir kali. Ini aku, Tita." Kent mendekati Pak Andy hendak memeluknya. Pak Andy mundur beberapa langkah. "Kamu sudah nggak waras, ya? Nggak dikenal, tiba-tiba datang, mau peluk-peluk pula!"

"Ini aku, Pa. Tita. Aku ada di dalam tubuh Kent. Ia anak kos mama yang menempati kamarku. Coba, lihat ini!" Tita menunjukkan gaya tos yang sering dilakukan dengan ayahnya sewaktu kecil, setelah itu Tita meletakkan tangannya di dada ayahnya dan diakhiri dengan memencet hidung ayahnya, lalu berkata, I Love You."

Pak Andy dan Kent pun akhirnya saling berpelukan. Kent memeluk Pak Andy erat lalu berbisik, "Terima kasih Papa, sudah menjadi ayah yang baik buat Tita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun