Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Kos

27 Juli 2022   18:00 Diperbarui: 27 Juli 2022   18:05 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Larisa Koshkina dari Pixabay 

Keesokan harinya, Kent seolah mendengar suara bisikan lembut di telinganya sehingga ia terbangun. "Kent, ayo bangun!" Kent menepis pikiran konyolnya, "Ah, mungkin hanya mimpi atau halusinasi." 

Sebentar kemudian, Kent mendengar kembali alunan gitar dan suara merdu dari ruang tengah. "Ah, itu pasti Tita," dengan semangat ia bangkit dari tempat tidur, merapikan rambut, dan segera keluar kamar.

Kent buru-buru menghampiri sumber suara di ruang tengah. Kent disambut oleh senyum Tita, "Sudah bangun?" Kent membalas sapaan Tita dengan ceria,  "Pagi, Tita. Eh, kamu kos di sini juga, ya?" Tita menggeleng dengan tangannya terus memetik lembut senar gitar, "Aku anak ibu kos. Aku lahir dan besar di rumah ini."

"Oh, pantas, sekilas kamu memang mirip ibu."

"Memangnya, rumah ini selalu sepi, ya? belum terjawab rasa penasaran Kent, Tita sudah beranjak lagi dari tempat duduknya hendak meninggalkan Kent. Namun, sebelum Tita benar-benar berlalu, ia berucap, "Anak ibu meninggal 40 hari yang lalu, tuh kamarnya yang sekarang kamu tempati."

Kent bengong mendengar perkataan Tita barusan, namun Kent berusaha berpikir positif, pasti Tita cuma mau mengerjainya atau hanya sekadar bercanda.

Kent pun bersiap-siap mandi karena hari ini ada kuliah pagi. Setelah mandi, ia segera memakai kemeja kotak-kotak hitam andalannya. Kancingnya dibiarkan terbuka karena ia memakai kaos polos putih di bagian dalamnya.

 Celana jeans yang robek di bagian lutut dan sudah satu bulan belum ia cuci, dipakainya agak terburu-buru. Ia meraih sepatu ketsnya seraya matanya melirik jam di dinding dan bergumam sendiri, "Wah, jangan sampai telat, nih."

Setelah meraih tasnya, Kent segera membuka pintu kamar, dan menuju pintu depan. Ternyata, Tita pun sudah siap untuk pergi kuliah.

"Kamu, kuliah di mana?" Kent berusaha membuka obrolan sementara tangannya menutup pintu gerbang. "UNPAD," tutur Tita pendek. "Wajahmu kok pucat? Kamu lagi kurang enak badan?" 

Sambil keduanya berjalan kaki menuju ujung jalan, Kent menyelidik wajah Tita, namun Tita hanya menggeleng dan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun