Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bonbon, Tintin, dan Tomtom

28 Juni 2022   13:40 Diperbarui: 28 Juni 2022   15:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh SusuMa dari Pixabay

"Sebentar lagi manusia akan merayakan Idul Adha ya, Bon?" Tintin bertanya kepada Bonbon sambil bersuara embeee...embeee. "Iya, Tin." Dengan tatapan lesu Bonbon menjawab pertanyaan Tintin.

"Sudahlah Bon, kamu jangan bersedih terus, sudah menjadi takdir kita bahwa tahun ini kita akan dikurbankan oleh manusia ketika Idul Adha nanti. Toh niat manusia juga baik, jadi mungkin baik juga jika kita ikhlas mengurbankan diri kita. Apa mau dikata, kita ini berbicara saja tak bisa." Tintin mencoba menyikapi dengan bijak situasi yang semakin hari sebetulnya semakin menegangkan dan merisaukan hatinya.

Bonbon dan Tintin adalah kambing yang bersahabat sejak kecil. Mereka bertemu di kandang Mang Ujang. Bonbon berasal dari Panjalu sedangkan Tintin berasal dari Mandirancan.

Mereka berdua bisa bertemu di kandang Mang Ujang karena memang pekerjaan Mang Ujang adalah tukang jual beli kambing.

Persahabatan mereka berdua sangat erat, mereka saling berbagi rumput ataupun makanan lainnya yang disediakan Mang Ujang.

Bonbon pun memulai lagi pembicaraannya. "Tin, sebetulnya kamu bahagia nggak sih selama berada di kandang Mang Ujang ini?" Tintin pun menjawab, "Iya, aku bahagia menjadi hewan peliharaannya Mang Ujang karena ia sangat baik, walaupun kita ini hanya sebagai hewan peliharaan tetapi ia sangat perhatian dan tidak pernah kasar. Kita juga tidak pernah sampai kekurangan makanan, kan? Kita semua di kandang ini juga hidup rukun walaupun sedikit berdesak-desakan."

"Iya juga sih, kambing-kambing yang lain belum tentu sebahagia kita, ya? Kita harus tetap bersyukur ya walaupun sebentar lagi kita akan dijadikan sebagai hewan kurban." Bonbon menyetujui pendapat Tintin sambil tangannya menggaruk telinganya yang terasa gatal.

"Tin, sebelum kita dijadikan hewan kurban, kita main perosotan dulu, yuk!" ajak Bonbon pada Tintin. "Akh, gimana caranya mau bermain perosotan Bon, kandang kita saja sempit begini!" sembari duduk Tintin menjawab dengan malas ajakan Bonbon.

Sebentar kemudian terdengar suara Mang Ujang membuka pintu kandang. Terdengar oleh Bonbon dan Tintin bahwa Mang Ujang sedang tawar-menawar harga dengan seorang calon pembeli kambing. Pembeli itu akan membeli 3 ekor kambing sekaligus.

Mang Ujang mengeluarkan Bonbon, Tintin, dan Tomtom dari dalam kandang. Tomtom adalah seekor kambing pendiam, lamban, dan kurang bergaul. Jadi, Tomtom tidak terlalu punya banyak teman. Namun, Bonbon dan Tintin sering berusaha mengajak Tomtom bermain atau bercanda.

"Akhirnya kita bertiga jadi juga dibeli sama manusia kaya itu ya, Bon." "Iya, Tin," jawab Tintin kurang bersemangat. "Kita jangan sampai meninggalkan Tomtom, kita harus tetap menjaga dia.  Kasihan kan,  sudah temannya sedikit, sekarang mau dijadikan hewan kurban lagi." Tintin mengajak Bonbon untuk menjaga dan melindungi Tomtom.

****

Sampailah ketiga ekor kambing itu di depan rumah si pembeli tadi. Mata Bonbon terbelalak saat melihat di depan rumah itu ada perosotan. Tidak menunggu waktu lama, Bonbon mengajak Tomtom dan Tintin untuk bermain perosotan. Mereka bertiga senang bermain bersama dan mencoba menikmati situasi mendekati hari kurban dengan bersenang-senang. Namun, lagi-lagi Tomtom selalu ketinggalan, padahal sepertinya Tomtom ingin sekali untuk bermain perosotan. Akhirnya Bonbon dan Tintin membantu Tomtom agar bisa merasakan senangnya bermain perosotan.

Malam pun tiba, ketiga ekor kambing itu berdoa dan mengucap syukur karena hari ini mereka bisa bersenang-senang walaupun sudah tidak di dalam kandang Mang Ujang lagi.

Sebelum tidur, Tomtom bergumam, "Terima kasih teman-teman karena kalian sudah membuatku senang hari ini. Kalian berusaha membantuku untuk bisa bersama-sama bermain perosotan dan akhirnya aku pun bisa seperti kalian berdua. Sekarang lebih baik kita tidur dan kita ikhlaskan saja diri kita sebagai hewan kurban. Semoga dengan kita ikhlas, ibadah manusia yang mengurbankan kita juga menjadi berkah bagi sesamanya."

Bonbon dan Tintin pun saling berpandangan. Mereka menyadari bahwa Tomtom memang seekor kambing yang lamban, tetapi keikhlasan hatinya sangatlah mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun