"Akhirnya kita bertiga jadi juga dibeli sama manusia kaya itu ya, Bon." "Iya, Tin," jawab Tintin kurang bersemangat. "Kita jangan sampai meninggalkan Tomtom, kita harus tetap menjaga dia. Â Kasihan kan, Â sudah temannya sedikit, sekarang mau dijadikan hewan kurban lagi." Tintin mengajak Bonbon untuk menjaga dan melindungi Tomtom.
****
Sampailah ketiga ekor kambing itu di depan rumah si pembeli tadi. Mata Bonbon terbelalak saat melihat di depan rumah itu ada perosotan. Tidak menunggu waktu lama, Bonbon mengajak Tomtom dan Tintin untuk bermain perosotan. Mereka bertiga senang bermain bersama dan mencoba menikmati situasi mendekati hari kurban dengan bersenang-senang. Namun, lagi-lagi Tomtom selalu ketinggalan, padahal sepertinya Tomtom ingin sekali untuk bermain perosotan. Akhirnya Bonbon dan Tintin membantu Tomtom agar bisa merasakan senangnya bermain perosotan.
Malam pun tiba, ketiga ekor kambing itu berdoa dan mengucap syukur karena hari ini mereka bisa bersenang-senang walaupun sudah tidak di dalam kandang Mang Ujang lagi.
Sebelum tidur, Tomtom bergumam, "Terima kasih teman-teman karena kalian sudah membuatku senang hari ini. Kalian berusaha membantuku untuk bisa bersama-sama bermain perosotan dan akhirnya aku pun bisa seperti kalian berdua. Sekarang lebih baik kita tidur dan kita ikhlaskan saja diri kita sebagai hewan kurban. Semoga dengan kita ikhlas, ibadah manusia yang mengurbankan kita juga menjadi berkah bagi sesamanya."
Bonbon dan Tintin pun saling berpandangan. Mereka menyadari bahwa Tomtom memang seekor kambing yang lamban, tetapi keikhlasan hatinya sangatlah mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H