Mohon tunggu...
ANASTASIA IDA RISTIANI
ANASTASIA IDA RISTIANI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya seorang guru di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Saat ini saya ingin mengembangkan diri dengan cara menulis di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri Modul 3.1

21 April 2023   09:08 Diperbarui: 21 April 2023   09:15 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

c. Dalam proses penyelesaian kasus dilema etika, guru kurang terampil dalam melakukan coaching, sehingga pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pihak-pihak yang terlibat dalam kasus belum muncul dengan baik. Sehingga pihak-pihak yang terlibat kasus tersebut bisa jadi tidak terbuka/tidak mau menceritakan tentang permasalahan yang terjadi. Akibat yang terjadi adalah penyelesaian kasus bisa berlarut-larut/lama.

Tantangan-tantangan ini juga terkait dengan paradigma di lingkungan sekolah. Misalnya saja dari pihak-pihak yang terlibat dalam kasus dilema etika berpandangan bahwa guru harus dengan cepat megambil keputusan. Akan tetapi apa gunanya cepat-cepat mengambil keputusan jika keputusannya tidak memperhatikan: apakah keputusan tersebut berpihak pada semua anak, apakah keputusan tersebut berlandaskan nilai-nilai kebijakan yang diyakini, dan apakah keputusan tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pendidikan yang memerdekakan adalah suatu proses pendidikan yang meletakan unsur kebebasan anak untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh, dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batiniah. Secara lahiriah anak memperoleh kemerdekaan dalam pendidikan melalui pengajaran. Sehingga pengambilan keputusan yang tepat akan berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan anak. Mengapa demikian?  Keputusan yang tepat yang berpihak kepada kebutuhan anak. Anak akan membuat anak nyaman sehingga mereka juga bebas untuk mengembangkan potensinya tanpa ada rasa takut. Jika demikian halnya, maka guru bisa memutuskan pembelajaran yang tepat sesuai dengan potensi anak yang berbeda-beda di kelas, yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang dapat mengambil keputusan dengan tepat akan menjadi teladan bagi anak didiknya. Guru sering dikatakan sebagai orang yang digugu dan ditiru. Tentu saja guru akan ditiru/diteladani oleh murid-muridnya. Hal yang diteladan adalah kebijaksanaannya sebagai seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan yang tepat. Di masa depan harapannya murid-muridnya juga akan menjadi sosok pemimpin yang bijaksana dalam mengambil keputusan, seperti gurunya yang bijaksana.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Sebagai guru kita percaya bahwa setiap murid mempunyai potensi-potensi unik. Selaras dengan filosofi KHD, guru hanya bisa menuntun mereka agar bisa mengakomodir potensi yang mereka miliki. Guru harus mengutamakan keberpihakan pada murid dengan memberikan teladan, semangat, dan dorongan. Agar mereka dapat berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zaman. Murid juga harus menyadari mereka hidup di abad 21 yang membutuhkan ketrampilan kolaborasi, komunikasi, kritis, dan kreatif. Hal ini dapat terwujud jika anak-anak mempunyai karakter Profil Pelajar Pancasila. Guru pun harus paham bahwa budaya positif di sekolah dengan suasana yang terbuka dan menyenangkan akan membentuk ekosistem pendidikan yang mendukung keberpihakan pada anak dan pembentukan karakter profil pelajar Pancasila. Pendidikan yang berpihak kepada anak dilakukan dengan praktik baik pembelajaran terintegrasi yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran yang memerhatikan kebutuhan sosial dan emosional. Agar guru dapat melaksanakan pembelajaran yang demikian dibutuhkan: 1) ketrampilan guru untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat jika dihadapkan pada kasus-kasus dilema etika atau bujukan moral dan 2) supervisi akademik yang berkesinambungan dengan pendekatan coaching untuk mendukung guru mewujudkan pembelajaran yang terintegrasi. Pada akhirnya semoga merdeka belajar dapat terwujud.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika merupakan situasi di mana terjadi pertentangan dua kebenaran  atau  benar lawan benar dan bujukan moral adalah situasi di mana terjadi sebuah pertentangan benar lawan salah. Hal-hal yang di luar dugaan adalah ketika kita menganggap kasus yang dihadapi adalah dilema etika, namun setelah proses berjalan, kasus tersebut berupa bujukan moral. Oleh karena itu penting bagi kita, untuk memahami apakah kasus yang diahadapi adalah dilema etika atau bujukan moral. Sehingga kita perlu mengetahui kesesuaian kasus dengan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

4 (empat) paradigma dalam pengambilan keputusan pada kasus dilema etika yaitu: 1) Individu lawan kelompok (individual vs community), 2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), 3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan 4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). 3 (tiga) prinsip pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika yaitu: 1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking), 2) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan 3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). 9 (sembilan) langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan yang dapat kita lakukan adalah: 1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan; 2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini; 3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini; 4) Pengujian benar atau salah; 5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar; 6) Melakukan Prinsip Resolusi; 7) Investigasi Opsi Trilema; 8) Buat Keputusan; serta 9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun