Mohon tunggu...
Nature

Kultur Jaringan Menggunakan Sumber Hayati Negara Lain

25 Agustus 2018   12:13 Diperbarui: 25 Agustus 2018   12:31 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Syarat kedua yaitu jaringan yang diambil berasal dari ujung akar, umbi, keping biji, ujung batang, daun muda, dan mata tunas. Syarat ketiga adalah menggunakan bagian tanaman yang masih muda. Syarat keempat adalah penggunaan media yang cocok dengan keadaan aseptik.

Proses kultur jaringan (mikropropagasi) meliputi enam tahapan, yaitu : strerilisasi, pembuatan media, inisiasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi. Semua proses kultur jaringan harus dilakukan di ruangan yang steril dengan alat-alat yang steril. Setelah itu kita harus menentukan media yang akan digunakan, hal ini tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang diinginkan. 

Selanjutnya suatu jaringan pada tanaman diambil untuk dijadikan eksplan. Kemudian eksplan yang diambil ditanam pada media yang telah disiapkan. Lama-kelamaan eksplan akan tumbuh membentuk akar. Bibit yang siap digunakan akan dikeluarkan secara bertahap dari ruangan yang steril.

Berdasarkan jenis eksplan atau jaringan asalnya, kultur jaringan dibagi menjadi berbagai jenis. Kultur jaringan yang memanfaatkan jaringan embrional dikenal sebagai meristem culture. 

Pollen atau anther culture memanfaatkan serbuk sari atau benang sari sebagai eksplan. Selanjutnya ada protoplast culture dan chloroplast culture, menurut penamaannya kita dapat menyimpulkan bahwa teknik kultur jaringan ini menggunakan sitoplasma dan kloropas sebagai eksplan. 

Sebelum sitoplasma digunakan untuk eksplan, sel hidup yang digunakan harus dihilangkan dinding selnya. Sedangkan penggunaan kloropas sebagai eksplan bertujuan supaya dapat memperbaiki sifat tanaman pada varietas baru. Jenis kultur yang terakhir adalah somatic cross, yaitu persilangan dua macam protoplasma hingga menciptakan sifat baru.

Lalu apa sebenarnya keunggulan dari kultur jaringan? Jadi, keunggulan dari kultur jaringan adalah memperoleh bibit yang mempunyai sifat seperti induknya, artinya tidak ada perubahan genetik. Kita juga dapat memperoleh bibit baru yang lebih unggul, misalnya bibit tersebut bebas dari penyakit atau bakteri. 

Kultur jaringan tidak memakan waktu yang banyak untuk menghasilkan bibit unggulan dalam jumlah yang besar. Kita tidak membutuhkan tempat yang luas untuk membudidayakan tanaman karena kultur jaringan menggunakan media yang kecil. Selain itu, bibit yang dikembangbiakkan tidak perlu bergantung pada musim.

Setelah memahami lebih dalam mengenai kultur jaringan, selanjutnya kita akan membahas mengenai pemanfaatan gen plasma nutfah melalui teknik kultur jaringan. Apakah kalian pernah mendengar tentang plasma nutfah? Bagaimana hubungan antara kultur jaringan dengan plasma nutfah?

Plasma nutfah adalah bagian dari hewan atau tumbuhan yang mewariskan sifat secara turun-menurun. Seluruh organisme yang hidup di alam pasti mempunyai plasma nutfah yang berbeda-beda. Jadi, plasma nutfah adalah pemberi identitas yang khas bagi suatu organisme. 

Dari nutfah inilah kita bisa menciptakan bibit yang unggul dan sifatnya dapat bertahan secara turun-menurun. Agar diperoleh varietas yang unggul dan bebas penyakit, maka kultur jaringan menggunakan gen plasma nutfah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun