Mohon tunggu...
Anas Fathoni
Anas Fathoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS KH. AKHMAD SHIDDIQ JEMBER

Tidak ada proses yang mudah untuk tujuan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Etika dalam Produksi, Perspektif Ekonomi Islam

16 Oktober 2024   18:10 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aspek penting dari etika produksi dalam Islam adalah larangan produksi barang-barang yang dilarang oleh syariah, seperti alkohol, obat-obatan terlarang, dan produk-produk yang merusak moral masyarakat. Produksi barang-barang tersebut  tidak hanya merugikan konsumen  individu, tetapi juga  masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, produsen yang beragama Islam wajib memproduksi hanya  barang-barang yang tidak hanya halal tetapi juga berguna dan bermanfaat bagi konsumen dan masyarakat.

 5. Sikap Moderat (Iqtisad)

Islam menekankan pentingnya sikap moderat dalam segala aspek kehidupan, termasuk  produksi. Produsen diimbau untuk tidak memproduksi secara berlebihan produk yang tidak terlalu dibutuhkan masyarakat. 

Produksi berlebih tanpa mempertimbangkan tuntutan dan kebutuhan  sebenarnya dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya dan keberlanjutan dalam Islam. Konsep iqtisad atau keseimbangan ini mendorong produsen untuk menggunakan sumber daya secara bijaksana tanpa merugikan generasi mendatang.

 

Kesimpulan

Etika dalam produksi sangat penting dalam ekonomi Islam. Selain sebagai panduan moral dalam berbisnis, etika juga menjadi landasan bagi keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan tanggung jawab sosial. 

Dengan mengedepankan prinsip kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial, produksi dalam ekonomi Islam bertujuan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, baik material maupun spiritual. Prinsip ini tidak hanya relevan bagi produsen Muslim, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi ekonomi global yang lebih adil dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun