Aspek penting dari etika produksi dalam Islam adalah larangan produksi barang-barang yang dilarang oleh syariah, seperti alkohol, obat-obatan terlarang, dan produk-produk yang merusak moral masyarakat. Produksi barang-barang tersebut  tidak hanya merugikan konsumen  individu, tetapi juga  masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, produsen yang beragama Islam wajib memproduksi hanya  barang-barang yang tidak hanya halal tetapi juga berguna dan bermanfaat bagi konsumen dan masyarakat.
 5. Sikap Moderat (Iqtisad)
Islam menekankan pentingnya sikap moderat dalam segala aspek kehidupan, termasuk  produksi. Produsen diimbau untuk tidak memproduksi secara berlebihan produk yang tidak terlalu dibutuhkan masyarakat.Â
Produksi berlebih tanpa mempertimbangkan tuntutan dan kebutuhan  sebenarnya dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya dan keberlanjutan dalam Islam. Konsep iqtisad atau keseimbangan ini mendorong produsen untuk menggunakan sumber daya secara bijaksana tanpa merugikan generasi mendatang.
Â
Kesimpulan
Etika dalam produksi sangat penting dalam ekonomi Islam. Selain sebagai panduan moral dalam berbisnis, etika juga menjadi landasan bagi keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan tanggung jawab sosial.Â
Dengan mengedepankan prinsip kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial, produksi dalam ekonomi Islam bertujuan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, baik material maupun spiritual. Prinsip ini tidak hanya relevan bagi produsen Muslim, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi ekonomi global yang lebih adil dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H