Mohon tunggu...
Nur Ana Sejati
Nur Ana Sejati Mohon Tunggu... pegawai negeri -

PNS, Blogger, Ibu tiga anak, mahasiswa tinggal di Melbourn, tertarik pada masalah kinerja pemerintah daerah, pengelolaan, keuangan daerah, sistem pengendalian intern pemerintah, dan bermimpi menjelajah kota-kota dunia... silakan mampir juga di blog pribadi www.anasejati.wordpress.com atau www.warungkopipemda.com bagi pemerhati masalah pemerintahan daerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deteksi Plagiat dengan Turnitin

17 Februari 2014   17:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 6413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sehingga, untuk paper-paper yang akan di submit ke dosen terlebih dahulu harus diserahkan/dimasukkan ke suatu program yang dinamakan ‘Turn-it-In’. Program inilah yang akan mendeteksi berapa persen tingkat copy paste yang dilakukan mahasiswa. Dengan adanya warning seperti itu, mahasiswa pun menjadi lebih waspada dan pada prinsipnya justru memberikan masukan untuk mengurangi tingkat plagiarism yang dilakukannya.

Kalimat-kalimat yang menunjukkan plagiat akan diwarnai dengan warna yang berbeda-beda. Warna hitam menunjukkan warna yang aman. Semakin berwarna-warni tulisan kita setelah masuk ke ‘turn-it-it’ semakin harus waspada. Dengan program ini tulisan yang kita submit akan dideteksi dan dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang pernah ditulis oleh senior kita, tulisan yang beredar di internet, dan tulisan-tulisan dari mahasiswa atau alumni dari universitas lain. Tulisan-tulisan yang berwarna ini menunjukkan kalimat-kalimat hasil copy paste.

Dengan program ini hasil men-copy satu kalimat pun bisa dideteksi. Hasil kerja program ini akan menjadi dasar awal bagi dosen untuk memberikan nilai. Biasanya dosen akan mentoleransi selama tingkat plagiarism nya dibawah 3%. Di atas itu, apalagi sampai di atas 10% mahasiswa harus siap-siap di berikan diskon nilai.

Masalah orisinalitas vs plagiarism pada dasarnya terletak pada pengakuan kita pada hasil karya orang lain. Sebagaimana hasil karya seni, dalam tulisan ilmiah pun dikenal property right. Kalau untuk karya seni kita kenal istilah bajakan atau piracy maka di dunia akademisi inilah yang dipersamakan dengan plagiat. Makanya, pelaku plagiat pun harus mendapatkan hukuman karena sebagai mana disebut dalam kamus webster sebagai ‘to steal’.

Bagaimana menghindari plagiarism? Pasti jawabannya: jangan copy paste-lah.

Sebenarnya tidak juga harus seperti itu. Copy paste tetap sah selama kita menyebutkan penulis aslinya. Kemudian, orisinalitas pada dasarnya bukanlah sesuatu hal dimana penulis harus membuat sesuatu yang benar-benar baru. Tapi bagaimana penulis bisa mengemas sesuatu yang lama atau yang pernah ditulis oleh orang lain kemudian meramunya kembali dengan menggabungkan beberapa ide-ide untuk kemudian menghasilkan ramuan baru sesuai dengan konteks yang dibutuhkan. Sama halnya dengan yang dinamakan replikasi. Replikasi skripsi ataupun thesis sesungguhnya berbeda dengan duplikasi atau plagiat. Replikasi mengandung arti bahwa kita menggunakan teori yang sama untuk menilai, menganalisis atau mengevaluasi obyek yang berbeda. Tentu saja, kaidah penulisan tetap memperhatikan citation atau teknik-teknik pengutipan yang benar. Bahkan dalam hal pengutipan pun disarankan untuk melakukan paraphrasing atau menjelaskan pendapat orang lain dengan kalimat yang berbeda. Ibarat orang memasak, bahan-bahan yang kita gunakan bisa jadi sama saja. Hanya saja, cita rasa masakan yang dihasilkan seorang chef tentu berbeda dengan hasil masakan anak kos. Begitu kira-kira analoginya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun