Mohon tunggu...
Anas AbdulKadir
Anas AbdulKadir Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Hobi Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mau Jadi Jurnalis yang Mana

5 Juli 2022   17:31 Diperbarui: 5 Juli 2022   18:00 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikmati sunrise bersama anak tercinta di Pelabuhan Desa Muara Adang, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser (foto: Dok. Pribadi) 

Jurnalis terkini tidak hanya dituntut untuk dapat menulis sesuai standar kode etik yang berlaku. Kemampuan secara personal untuk mengolah isu dan membranding pemberitaan juga menjadi kemampuan institusi sendiri. 

Ragam jurnalis mengolah isu bisa berdasarkan data yang diperoleh dari sumber terpercaya. Seperti pemerintah, maupun lembaga resmi yang memilik kompetensi di bidangnya. Bisa juga melalui kegelisahan masyarakat yang sulit dibuka tabir oleh yang merasakan. Maka dari itu, kepekaan sosial sangat dituntut. 

Kadangkala kita menjumpai jurnalis yang hanya mengikuti isu dari media lainnya. Belum mampu mengeksplor kemampuan sendiri secara penuh, bisa jadi enggan berfikir atau sekadar mencari pemberitaan. 

Ada beberapa anekdot yang sering muncul diantara kalangan jurnalis, "Yang penting setor berita harian". Tipikal seperti ini sering kali muncul pada diri saya sendiri, terutama saat mulai capek, lelah dan banyak persoalan pribadi. 

Soal terpenting lain, keandalan dalam menggunakan teknologi informasi. Seperti gadget, kamera maupun sekedar alat perekam yang merupakan kebutuhan dasar seorang jurnalis. Kehadiran jurnalis, sangat penting untuk menyampaikan berbagai kepentingan yang tujuannya tentu saja untuk kemajuan suatu daerah. 

Apalagi, menjadi jurnalis bertaraf nasional, tentunya hati nurani seorang jurnalis menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya. Pribadi saya menilai persoalan upgrade diri, dan kepekaan lingkungan sosial diperlukan setiap insan. Meskipun dalam menjalankannya banyak sekali masalah baik tulisan dan pencarian informasi. 

Terpenting, jikalau ada kesalahan mesti berani secara terbuka tanpa harus malu. Namun demikian, bukan itu yang menjadi soal, jika kita salah menulis akan berdampak pada banyak hal. 

Saya paling sulit jika harus menulis persoalan SARA, meskipun ada pernyataan baik dari setiap tokoh, tidak mudah untuk memahamkan kepada khalayak. Tentu tugas kami, menulis dengan bahasa yang lugas, jelas dan sangat mudah dipahami oleh semua golongan. 

Apalagi sekarang serba digital. Salah sedikit sudah viral ke mana-mana.

 Tanah Grogot, 5 Juli 2022 

Penulis: Anas Abdul Kadir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun