Seperti yang telah diungkapkan diatas, anak-anak memerlukan perhatian ekstra dari keluarga, karena masa anak-anak adalah masa emas yang merupakan masa penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya, ia akan dengan mudah mengikuti apa saja yang ada disekitarnya.Â
Dalam hal ini, keluarga mempunyai peran sangat penting, karena keluarga merupakan orang terdekat dan lingkungan utama bagi anak-anak. Keluarga dapat memberikan pelajaran mengenai etika, tanggung jawab, kejujuran, kemandirian, kedisiplinan dan sebagainya.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua terhadap anaknya. Misalnya (1) menjadi cheerleader: Orangtua harus mendorong anaknya, memberi semangat. Penting bagi anak untuk mendapatkan dukungan dari orangtua karena mereka mencari penghargaan. Mereka ingin orangtua memuji dan membantu dalam segala hal; (2) menjadi teman: sebagai seorang teman, orangtua harus mencoba untuk mengeksplorasi pikiran anak-anak mereka.Â
Orangtua harus membuat anak-anak nyaman sehingga dapat berkomunikasi dengan baik tanpa ada rasa canggung. Orangtua sebagai teman dengan mudah dapat menjelajahi proses berpikir, cara berpikir dan perasaan anak-anak mereka; (3) menjadi teladan, anak-anak lebih mudah meniru apa yang ia lihat, maka kalo ingin memiliki ana yang bersifat baik perlihatkan yang baik pula, ada pepatah mengatakan buah tidah jatuh jauh dari pohonya; (4) menjadi guru: orangtua adalah madrasatul ula, sekolah pertama bagi anak-anaknya.Â
Pepatah mengatakan belajar dimulai dari rumah, dan itu adalah tugas orangtua untuk mengajari mereka nilai-nilai yang baik yang dapat membuat mereka menjadi orang yang lebih baik di masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh bapak pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantoro-keluarga merupakan bagian dari trisentra pendidikan. Di samping sekolah dan masyarakat, pendidikan keluarga merupakan dasar untuk pembentukan manusia yang bermutu, baik secara fisik, mental spiritual maupun material.Â
Oleh sebab itu, penguatan peran keluarga dalam pendidikan anak sudah merupakan tuntutan yang tidak dapat di tawar-tawar lagi. Jika keluarga telah berhasil menanamkan akhlak yang baik, perilaku yang baik, etika yang baik, karakter yang baik, kemudian terbentuk kebiasaan yang baik pula, maka anak tersebut berarti telah siap mengarungi kehidupan di luar lingkungan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H