Mohon tunggu...
Yuda Arimbawa
Yuda Arimbawa Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Masih dalam proses belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita Dibalik Sisi Kelam Kehidupan dan Pendidikan Anak

24 Juli 2023   07:15 Diperbarui: 24 Juli 2023   07:20 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pandangan lain juga menyatakan bahwa karena pergaulan orang sekitar. Anak-anak itu tidak mempunyai contoh (model) baik yang dijadikan pedoman dalam hidup. Biasanya, seorang ayah lah yang sering digadang-gadang sebagai idola dalam bertindak. Tapi, juga bisa karena sosok idola itu yang mempengaruhi kehidupan anaknya.

Pemikiran ini sangat rumit untuk dijelaskan. Apalagi bagi saya dan teman lainnya saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa.

Anak Bernama Ferdy

Saat itu, kami mengadakan program les privat untuk anak-anak yang diadakan di Balai Desa. Kami mengajarkan semua mata pelajaran dan juga membantu mereka ketika memiliki tugas rumah untuk dibahas bersama.

Dari sekian anak di Balai Desa itu, ada anak yang bernama Ferdy. Ia adalah murid SD kelas V yang bahkan hingga kini belum bisa membaca tulisan. Sontak salah satu teman saya ambil alih untuk mengajarinya membaca. Akan tetapi, hasilnya tidak jauh berbeda.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa pihak sekolah tetap memutuskan "naik kelas" jika diketahui belum bisa pandai dalam membaca?

Ya, tentu saja alasannya adalah "asal lulus saja".

Membaca merupakan hal yang esensial untuk dimiliki. Untuk ukuran kelas V SD sendiri namun belum pandai dalam membaca adalah hal yang tidak jarang terjadi. Dulu pun di zaman saya tahun 2005 saat masih kelas V, salah satu teman saya juga demikian. Alasan yang diberikan ya sama, asal lulus saja.

Pihak sekolah tidak mau pusing untuk melanjutkan dengan metode apa lagi yang harus diterapkan agar siswanya mampu membaca. Alih-alih mendapat mukjizat, asalkan lulus saja itu sudah memuaskan para guru bahkan orang tuanya. Dan terkadang, anak itu pun justru bersyukur bisa lulus tanpa harus berusaha mati-matian dalam mengeja.

Rasanya zaman ini tidak jauh berbeda.

Pendidikan Itu Penting, Katanya

Jika para petinggi menyatakan bahwa pendidikan itu penting, bukankah solusi yang diberikan harusnya sejalan dengan harapan. Maksudnya, solusi ini bukan sekadar asal terima saja lalu menghela nafas lega.

Pendidikan itu penting karena pendidikan memberikan pencerahan bagi penggunanya di kemudian hari. Tidak perlu berpikir jauh untuk menjadi seorang insinyur, presiden, atau bahkan menduduki kursi para diplomat. Yang terpenting bagaimana pendidikan itu mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun