Mohon tunggu...
Ana Rizky Amalia
Ana Rizky Amalia Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa IAIN Jember T20185078

Mahasiswa IAIN Jember Prodi Piaud

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Ilmu | Pengembangan dan Penerapan Teori

15 Desember 2019   01:00 Diperbarui: 15 Desember 2019   01:10 3699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perbedaan antara agama dan filsafat tidak terletak pada bidang keduanya,. Filsafat berarti berfikir, sedangkan agama berarti mengabdi diri. Orang yang belajar filsafat tidak saja mengetahui soal filsafat, tetapi lebih penting adalah bahwa ia dapat berpikir. Implikasi dan Implementasi dalam Pengembangan Keilmuan dan Pendidikan

Perkembangan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi karena didukung oleh penemuan-penemuan baru yang diawali dengan percobaan-percobaan, baik lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kepedulian terhadap penelitian dan pengembangan. 

Setiap bidang ilmu pengetahuan telah memiliki kepedulian terhadap penelitian dan pengembangan, dengan metode pendekatan dan cara penelitian masingmasing. Penggunaan metodologi dengan cermat dan sistematis guna menemukan informasi ilmiah maupun teknologi yang baru untuk membuktikan kebenaran hipotetis, agar dapat dirumuskan teori atau proses gejala alam atau sosial.

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang mempunyai karateristik tertentu. Meskipun secara metodologi ilmu tidak membedakan antara ilmuilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial termasuk di dalamnya adalah ilmu ekonomi.

Menurut Suriasumantri, bahwa filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu:
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara/teknik sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan berupa ilmu?

Untuk apa pengetahuan berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidahkaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional.

Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya maka pertanyaan yang dapat dikemukakan adalah: Apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut (ontologis)? Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut (epistemologis)? Serta untuk apa pengetahuan termaksud dipergunakan (aksiologi)? 

Dengan mengetahui jawaban dari ketiga pertanyaan ini maka dengan mudah kita membedakan berbagai jenis pengetahuan yang terdapat dalam khasanah kehidupan manusia. Dengan begitu kita akan mudah mengenali berbagai pengetahuan yang ada seperti ilmu, seni dan agama serta menempatkan mereka pada tempatnya masing-masing yang saling memperkaya kehidupan kita. Tanpa mengetahui karateristik ilmu dengan baik, maka bukan saja tidak dapat memanfaatkan kegunaannya secara oftimal namun kadang kita salah dalam menggunakannya.

Pendekatan Ontologi.
Pendekatan ontologi biasa juga disebut pendekatan metafisis yang membicarakan objek ilmu, hubungan subjek dan subjek. Pada saat manusia berusaha untuk menjawab objek ilmu, objek ilmu meliputi objek material (subject matter) dan objek formal (focus of interest).

Dari segi objek material, maka dapat dibedakan menjadi dua yaitu objek kongkret dan abstrak. Dari perbedaan objek material ilmu tersebut, maka melahirkan dua faham dalam metafisik yaitu faham realisme dan idealisme. Faham realisme menitikberatkan pada kenyataan dalam ojektivitasnya oleh karena itu hakekat yang ada adalah materi atau benda. 

Kenyataan kongkret dapat diketahui atau dipahami melalui indera manusia. Sebaliknya idealisme berpandangan bahwa kenyataan yang sesungguhnya adalah bersifat rokhani atau kejiwaan, oleh karena bersifat abstrak yang dapat dipahami melalui persepsi mental berupa kegiatan berpikir, nalar maupun intuisi. Landasan metafisis ilmu terletak pada objek, apakah objek itu bersifat kongkret ataukan bersifat abstrak. Objek ilmu juga berpengaruh pada subjek untuk menentukan metode apa yang digunakan untuk memahaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun