Dalam keseharian, banyak orang masih melakukan tindakan-tindakan yang rentan terhadap ancaman siber, seperti menggunakan kata sandi yang mudah ditebak, mengabaikan pembaruan perangkat lunak, atau sembarangan mengklik tautan yang tidak dikenal. Penggunaan kata sandi yang lemah, misalnya, membuat akun lebih mudah diretas. Begitu juga dengan kebiasaan mengabaikan pembaruan perangkat lunak, yang justru membuka peluang bagi peretas untuk mengeksploitasi celah keamanan yang ada.Â
Selain itu, sering kali pengguna tidak menyadari bahaya mengklik tautan yang tidak dikenal, yang bisa mengakibatkan infeksi malware. Seringkali tautan ini tersamar sebagai link download gratis untuk sebuah layanan berbayar. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa tindakan sederhana pun bisa berdampak besar pada keamanan siber jika diabaikan.
Upaya untuk menjaga keamanan siber adalah tanggung jawab bersama, dan setiap individu atau organisasi perlu berperan aktif dalam hal ini. Edukasi mengenai keamanan siber harus mulai digalakkan, baik oleh pemerintah maupun perusahaan. Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan melalui kampanye yang membahas risiko dan cara mencegah ancaman siber.Â
Selain itu, perusahaan sebaiknya memberikan pelatihan rutin kepada karyawannya tentang cara menjaga keamanan data dan mengenali potensi serangan siber. Di sisi lain, pemerintah perlu memperkuat regulasi dan hukuman bagi pelaku kejahatan siber agar menjadi pencegah bagi mereka yang berniat melakukan tindakan kriminal di dunia maya.
Keamanan siber bisa diibaratkan seperti pagar pelindung yang menjaga rumah dari para pencuri. Rumah yang memiliki pagar dan pengamanan lebih akan lebih sulit dimasuki oleh orang asing. Begitu pula perangkat atau sistem yang memiliki langkah-langkah keamanan, seperti kata sandi yang kuat, autentikasi dua faktor, dan perangkat lunak antivirus, akan lebih sulit ditembus oleh peretas.Â
Meski tidak ada yang bisa sepenuhnya menjamin keamanan, usaha untuk membangun "pagar" atau proteksi tambahan akan memperkecil peluang bagi ancaman siber untuk berhasil.
Di Indonesia, pentingnya keamanan siber semakin disadari, terutama dengan semakin banyaknya kasus peretasan data di instansi pemerintah dan lembaga bisnis. Seiring dengan meningkatnya adopsi digital, masyarakat Indonesia kini lebih sadar akan ancaman siber. Namun, meski ancaman ini terus berkembang, kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan siber masih perlu ditingkatkan.Â
Berdasarkan laporan terbaru, kerugian global akibat kejahatan siber telah mencapai triliunan dolar per tahun, dan Indonesia juga menjadi salah satu negara yang rentan terhadap serangan ini. Kondisi ini menjadi dorongan bagi pemerintah dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk terus memperbaiki kebijakan dan regulasi terkait keamanan siber guna melindungi data pribadi dan sistem negara dari ancaman yang semakin canggih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H