Mohon tunggu...
Anara Adhyasa Roesli
Anara Adhyasa Roesli Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Hanya siswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berdiskresi dalam Berteknologi

8 November 2024   23:17 Diperbarui: 9 November 2024   03:47 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Keamanan siber bukanlah masalah yang bisa diselesaikan; ia adalah risiko yang perlu dikelola. (Dan Geer)

Manusia tidak asing dengan kata perkembangan. Selama ribuan tahun spesies kita telah melakukan berbagai inovasi untuk menyesuaikan dengan kondisi kehidupan mereka pada saat itu. Di waktu modern kita yang sekarang, barang elektronik seperti ponsel dan laptop telah menjadi keperluan pokok untuk kehidupan sehari-hari manusia. Dengan berbagai perkembangan pada dunia teknologi, kita juga harus hati-hati dengan cara berkembang berdampingan dengan mereka.

Smartphone, laptop, ataupun tablet, adalah barang-barang elektronik yang dapat terkoneksi ke internet. Ketiga barang ini dapat diklasifikasikan sebagai gadget. Gadget adalah sebuah barang yang harus dimiliki di abad ke-21 ini. Hampir semua aspek kehidupan, mulai dari transaksi keuangan, komunikasi, hingga penyimpanan data pribadi, kini mengandalkan jaringan internet.

 Sayangnya, kemajuan ini juga diikuti oleh peningkatan risiko kejahatan siber, yang mengancam kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, baik individu maupun perusahaan, untuk memahami pentingnya keamanan siber dan langkah-langkah yang dapat dilakukan guna melindungi diri dari ancaman siber.

Jika dibandingkan dengan era sebelumnya, kini kejahatan siber semakin beragam dan canggih. Dahulu, serangan siber mungkin hanya berupa virus komputer sederhana yang menyebabkan gangguan ringan pada sistem. Namun, ancaman siber masa kini jauh lebih kompleks. 

Seperti ransomware yang mengenkripsi data pengguna hingga mereka membayar sejumlah uang tebusan, atau phishing yang menipu korban untuk memberikan informasi sensitif seperti kata sandi dan nomor kartu kredit. 

Bahkan, serangan yang bersifat masif seperti Distributed Denial of Service (DDoS) yang melumpuhkan server suatu situs web kini kerap terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa jenis-jenis serangan semakin berkembang, mengharuskan kita untuk memperbarui upaya perlindungan agar bisa mengatasi ancaman yang lebih kompleks dan berbahaya.

Bayangkan seorang individu yang memiliki seluruh informasi pentingnya disimpan secara digital, mulai dari data keuangan hingga dokumen pribadi. Dengan kondisi tanpa perlindungan yang memadai, seluruh informasi tersebut dapat diakses oleh peretas dalam hitungan detik, yang berpotensi merusak reputasi, keuangan, dan bahkan keselamatan individu tersebut.

 Dampaknya tidak hanya pada kehilangan uang atau data, tetapi juga pada rasa aman dan kepercayaan terhadap teknologi. Seperti rumah yang tidak memiliki kunci, perangkat digital tanpa keamanan siber yang cukup akan mudah dimasuki oleh para penjahat.

 Ancaman siber tidak hanya mengintip data pribadi, tetapi juga dapat menyasar bisnis, pemerintah, dan infrastruktur publik yang krusial. Dalam skenario terburuk, peretasan ini dapat melumpuhkan sistem transportasi atau jaringan listrik, menciptakan kekacauan yang lebih luas. Semua ini dilakukan hanya dengan beberapa ketikan di sebuah keyboard.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun