Mohon tunggu...
ANA NUR KHASANAH
ANA NUR KHASANAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Saya seorang mahasiswi jurusan Psikologi yang ingin mengembangkan minat dan bakat saya di bidang menulis. Selain itu saya juga gemar olahraga dan tertarik dengan dunia fashion.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Bunda, Kita Dapat Mengasah Literasi Anak Sejak Dini dengan Kegiatan Home Literacy Environment (HLE)

13 Juni 2023   09:15 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Namanya anak-anak bunda, pasti akan tertarik dengan sesuatu yang baru dan unik. Nah, selain membacakan ceritanya, bunda juga bisa memperkenalkan gambarnya, misalnya gambar hewan dan tumbuhan. Selain memberitahu nama gambar tersebut, bunda juga bisa memberi julukan kepada setiap gambar agar lebih mudah di ingat anak.

5. Membacakan kisah para nabi

Bunda, bisa memperkenalkan kisah nabi pada anak untuk memotivasi anak dalam melakukan perbuatan yang terpuji lho bunda. Selain agar anak mengetahui para nabi dan kisahnya, hal ini juga bisa menjadi media bunda dalam mengenalkan agama lebih mendalam, seperti mengajarkan doa dan kalimat dzikir pada anak.

Kegiatan HLE akan berjalan dengan baik jika ibu dan ayah, atau keduanya, bekerja sama dengan baik. Dalam kondisi ini, mereka akan merencanakan setiap kegiatan di dalamnya. Ayah juga harus memiliki peran dalam pendidikan anak-anak mereka, selain ibu. Hubungan antara ayah dan anak juga akan meningkat sebagai hasil dari HLE karena akan ada lebih banyak kesempatan bagi ayah untuk menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka dan meningkatkan interaksi dan komunikasi antara keduanya melalui kegiatan yang berhubungan dengan literasi seperti membaca buku, cerita, dan dongeng serta pengajaran literasi awal.

Berdasarkan uraian diatas, terdapat keterkaitan kegiatan HLE dengan Teori Perkembangan

Teori Jean Piaget

Gagasan tentang perkembangan kognitif anak usia dini telah banyak dipengaruhi oleh sejumlah individu, termasuk Piaget. Empat tahapan perkembangan kognitif yang dikenal oleh kebanyakan orang-sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal-diajukan oleh Piaget sendiri. Menurut Piaget, seorang anak mengembangkan pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya. Sebagai hasilnya, dapat dikatakan bahwa lingkungan memiliki dampak yang signifikan terhadap bagaimana seorang anak mengembangkan pengetahuan melalui interaksi dari kedua orang tuanya.

Dalam teori Piaget ada aspek-aspek yang terlibat dalam sebuah proses terbentuknya kognitif pada anak, yaitu:

a. Scema (schemes) yaitu pengetahuan diorganisir melalui skema, yang merupakan proses mental. Pengalaman seorang anak membentuk skema mental dan fisik yang terbangun di otak mereka saat mereka tumbuh, termasuk skema yang berhubungan dengan aktivitas fisik, pola perilaku, dan skema kognitif atau mental.

b. Asmiliasi (assimilation) yaitu informasi yang sebelumnya telah diperoleh atau yang telah diatur ke dalam kategori atau skema yang ada. Jika seorang anak terus menemukan banyak objek di sekitarnya, skema asimilasinya, yang telah berisi kategori yang sama, akan terus berkembang menjadi lebih rumit.

c. Akomodasi (accommodation) yaitu ketika dalam asimilasi ketika seseorang anak mendapatkan sebuah informasi lalu tidak menemukan skema yang cocok untuk informasi yang baru tersebut, otak anak secara langsung akan mengakomodasi informasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun