Mohon tunggu...
Ananta Sely
Ananta Sely Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka terhadap Hasil Belajar dan Prestasi Peserta Didik Sekolah Dasar

3 Oktober 2023   00:29 Diperbarui: 3 Oktober 2023   00:35 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ananta Sely Adristya, Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd

Mahasiswi S1 PGSD, Dosen PGSD Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum SD

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi

Universitas Negeri Semarang

Peran pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan manusia dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup serta dapat memecahkan masalah dengan berpikir kritis dan praktis. Pendidikan menjadi sorotan karena menjadi tempat pengembangan sumber daya manusia. Setiap pendidikan yang dilakukan pada lembaga pendidikan membutuhkan kurikulum. Ketika terjadi perubahan pada kurikulum, maka dibutuhkan sebuah proses yang melibatkan seluruh stake holder, bermula dari munculnya kesadaran bahwa perubahan itu selalu terjadi dalam siklus kehidupan bermasyarakat karena pada dasarnya jika ada perubahan kurikulum maka pendidik kaget dan belum mampu menerapkan kurikulum baru secara menyeluruh, di beberapa daerah fasilitas yang dimiliki sekolah menjadi kendala tidak berhasilnya penerapan kurikulum baru, serta perubahan kurikulum tentu saja membutuhkan sosialisasi kepada pendidik yang merupakan pelaksana di lapangan.

Perubahan kurikulum merupakan salah satu perubahan sistemik yang dapat memperbaiki dan memulihkan pembelajaran. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Selain itu, kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.

Jika ditinjau dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1975, 1984, 1994 yang masih memfokuskan padatnya bahan ajar yang harus dikuasai oleh peserta didik sehingga beban belajar menjadi sangat berat. Dengan pembaharuan kurikulum tahun 2004 (KBK) sudah ada pengurangan bahan ajar, tetapi kesempatan dari peran orang tua masih belum berfungsi penuh terhadap proses pembelajaran pada masing-masing tingkat satuan pendidikan dasar sehingga pengaruh terhadap mutu pendidikan belum terpenuhi. Prinsip dasar KTSP adalah pengetahuan yang belum sempurna sehingga harus disempurnakan melalui proses pencairan, penemuan dan eksperimen sesuai dengan konteks ruang dan waktu. Muatan KTSP meliputi beberapa mata pelajaran yang merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Setelah itu dihadirkan kurikulum 2013 berharap mampu melengkapi kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 disusun dengan mengembangkan dan memperkuat sikap, pengetahuan dan keterampilan secara berimbang. Penekanan pembelajaran diarahkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial sesuai dengan kerakteristik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharap akan menumbuhkan budaya keagamaan (religious culture) di sekolah.

Proses  perubahan dan perbaikan  kurikulum  di  Indonesia  terjadi  sudah  sangat  banyak,  yang  mana dapat  membawa  dampak kepada  mutu  pendidikan  di  Indonesia.  Perbaikan  kurikulum ini sendiri dilaksanakan agar terciptanya suatu pengeluaran atau hasil yang sangat efektif yang  mana  pastinya  dengan  adanya  perubahan  kurikulum  dari  tahun  ke  tahun  yang dilalui  oleh  bangsa Indonesia ini sendiri dapat menjadi pembelajaran demi terciptanya perbaikan kurikulum   yang   optimal   dan   sesuai   dengan   peruahan dan perkembangan  teknologi  yang  ada  pada era  sekarang. Akan  tetapi niat  dari  proses perbaikan kurikulum disini terus dikembangkan dan dicari kekurangan yang terjadi pada penerapan   kurikulum sebelumnya dapat dijadikan acuan atau pembelajaran untuk kedepannya. Sehingga  seluruh  aspek  disini  baik  dari  siswa,  guru,  orang  tua,  pihak sekolah maupun pemerintah  harus  turut belajar  sama-sama  memperbaiki  apa yang  menjadi  kekurangan  sehingga  proses  pembelajaran  dan  pendidikan  dapat  menjadi optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional (Masyhud 2014).

Untuk Kurikulum Merdeka sendiri akan dijadikan kurikulum nasional pada tahun 2024 mendatang. Namun, untuk saat ini Kurikulum Merdeka baru menjadi opsi bagi satuan pendidikan. Jadi kesimpulannya Kurikulum Merdeka bukanlah kurikulum yang wajib diterapkan satuan pendidikan untuk saat ini. Kurikulum  merdeka  adalah  kurikulum  dangan  pembelajaran intrakurikuler yang beragam  dimana  konten  akan  lebih  optimal  agar  peserta  didik  memiliki  cukup  waktu untuk  mendalami  konsep  dan  menguatkan kopetensi.  Dalam    kurikulum  merdeka digunakan  metode  pembelajaran  yang  mengacu  pada  pendekatan  bakat  serta  minat belajar peserta didik. Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir dimana esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada pada guru terlebih dahulu. Tanpa terjadi pada guru, tidak mungkin bisa terjadi pada peserta didik. Perbedaan  gaya  belajar yang beragam terkadang  membuat  guru  kesulitan mengkoordinir setiap  gaya  belajar  peserta didik  secara  perorangan,  dengan  demikian  guru dianjurkan  mendesain  pembelajaran  yang  dapat  mengorganisir  kegiatan  pembelajaran yang  berbeda-beda  diwaktu  yang  berbeda dengan  gaya  belajar  yang  berbeda.  Gaya belajar  merupakan  variabel  penting  yang  mempengaruhi  pilihan-pilihan  siswa  dalam bidang   akademik,   kelanjutan   perkembangan   akademik. Gaya   belajar   juga   mempengaruhi  bagaimana peserta didik belajar  serta bagaimana  peserta didik dan  guru berinteraksi  di  dalam kelas. Jalan terbaik untuk menemukan gaya belajar peserta didik adalah bertanya, mendengarkan suara  peserta didik  dengan  melakukan  diskusi  sederhana  tentang  gaya  belajar  dan  minat merupakan cara  termudah  yang  dapat  dilakukan  untuk  menghancurkan tembok  antara guru  dan  peserta didik.  Dengan  mengenali  gaya belajar  akan  dapat  menentukan  cara belajar yang lebih efektif.

Pentingnya Kurikulum Merdeka dalam konteks pembelajaran pada masa sekarang menurut  Nadiem  Makarim  selaku  Menteri Pendidikan,  Kebudayaan, Riset  dan Teknologi   Republik   Indonesia adalah sebagai   inovasi   dalam menciptakan  suasana  belajar yang  ideal  dan  bahagia.  Nadiem mengharapkan  adanya pembelajaran  yang  tidak  menyusahkan  guru  atau  peserta  didik  dengan menunjukkan ketercapaian tinggi nilai atau KKM. Pembelajaran karakter pada kurikulum ini juga lebih diperhatikan agar mampu mencetak generasi yang berkarakter   baik serta mampu mencetak  Sumber  Daya  Manusia  (SDM) yang unggul. Kurikulum  ini  juga mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam penggunaan teknologi.  Peserta  didik diberi  kebebasan  untuk  berpikir dan  belajar  dari  sumber  mana saja agar mampu mencari pengetahuan dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata (Inayati 2022).

Pembelajaran dengan paradigma baru menghubungkan titik-titik antara kurikulum, pembelajaran dan   penilaian.   Hal   ini   karena   kurikulum berfungsi sebagai   rencana pembelajaran  bagi  guru  dan  peserta didik. Mendidik  tentang tujuan  apa yang harus  dicapai dan apa yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan tersebut.

Dampak dari kurikulum pendidikan yang bergonta ganti bukan hanya memberikan dampak negatif terhadap siswa yang semakin merendah prestasinya sebetulnya perubahan ini juga dapat berdampak pada sekolah yaitu pada tujuan atau visi sebuah sekolah juga akan ikut kacau. Contoh saja bila sebuah sekolah memiliki satu tujuan atau satu visi tentu sekolah tersebut akan berusaha untuk mencapai tujuannya dan untuk memenuhi sebuah visi tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat, ketika mereka telah memfokuskan diri pada visi yang telah disusun secara tiba tiba kurikulum diganti tentu sekolah tersebut harus mengganti tujuan yang ingin dicapai. Mungkin pemerintah merasa bahwa perubahan kurikulum dapat memberi perubahan yang lebih baik pada mutu pendidikan, tapi nyatanya tidak demikian sebab bergonta-gantinya kurikulum membuat bingung dan pusing pendidik, kepala sekolah, warga sekolah serta struktur sekolah karena harus mengubah, memuali ulang dan beradaptasi ulang.

Perubahan kurikulum berdampak baik dan buruk bagi mutu pendidikan, dimana dampak baiknya yaitu pelajar bisa belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju tapi didukung oleh kepala sekolah, guru, tenaga pengajar, peserta didik bahkan lembaga itu sendiri. Dimana kepala sekolah harus berhubungan baik dengan atasannya dan membina hubungan baik dengan bawahannya, lalu guru juga harus bermutu, maksudnya guru harus memberi pelajaran yang dapat dicerna oleh peserta didik, lalu peserta didik juga harus bermutu, maksudnya peserta didik dapat belajar dengan baik, giat belajar, menjadi peserta didik yang kreatif dalam setiap pemecahan masalah serta kritis dalam setiap pelajaran.

Untuk itu diharapkan agar kita sebagai generasi muda penerus bangsa yang tentu saja memiliki keinginan untuk memajukan bangsa dan negaranya akan terus berusaha sebaik mungkin untuk mewujudkannya. Dalam hal ini, salah satu contohnya adalah pendidikan yang menjadikan tolak ukur suatu bangsa yang memiliki identitas kualitas bangsanya. Penerapan kurikulum pendidikan ini diharapkan pula menjadi semangat generasi penerus untuk terus meningkatkan kualitas dan mamapu bersaing di dunia pendidikan yang semakin lama semakin banyak persaingan. Oleh karena itu, jangan jadikan perubahan kurikulum tersebuk menjadi momok yang menakutkan dan beban menjadi beban untuk kita. Tetapi, kita harus menjadikan hal tersebut menjadi suatu cambukan kita untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan mampu bersaing di dalam pendidikan nasional maaupun internasional. Hal tersebut akan terwujud dengan menerapkan sisitem manajemen kurikulum pendidikan yang baik dan merata secara keseluruhan. Dan ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkan Indonesia yang merata pendidikan pada semua kalangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun