Mohon tunggu...
Rizaulhaq Alfitra
Rizaulhaq Alfitra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UMM 2022

Holla I'm riza

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Kesadaran Masyarakat terhadap Mental Awarenees di Masa Endemi

5 September 2022   10:35 Diperbarui: 5 September 2022   10:54 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh

Rizaulhaq Alfitra

Nama              : Rizaulhaq Alfitra

NIM                : 202210230311010

 

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk membahas tentang keberadaan penyakit mental yang muncul di masyarakat namun tidak di sadari oleh masyarakat itu sendiri, senghingga menimbulkan perlakuan yang tidak baik dari beberapa pihak yang berpendapat bahwasannya orang yang memiliki gangguan pada kesehatan mentalnya ialah orang gila yang menimbulkan stigma buruk terhadap orang yang memiliki gangguan tersebut. 

Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman dan edukasi yang jauh lebih valid mengenai pentingnya kesehatan mental.

 Apalagi saat ini Indonesia mengalami transisi perubahan dari pandemi  menjadi endemi yang dimana sebelumnya kasus kasus covid 19 sangat lah mengganggu dan membuat kisruh yang membuat pola fikir kita terus di hantui oleh kecemasan dan rasa takut yang berlebih sehingga menimbulakan beberapa gejala seperti personality disorder.

 Kecemasan berlebih, dan rasa takut yang terus datang menghampiri, maka dari itu sangat penting adanya sosialisasi terkait penyakit mental sangat diperlukan karena fenomena kelainan mental seperti autism, down syndrome maupun penyakit mental lainnya yang juga bisa terjadi pada orang dewasa seperti Skizofrenia, bipolar atau depresi berat, yang sangat penting dimasa endemi untuk menyongsong Indonesia maju dengan pribadi dan baik serta kesehatan mental yang baik.

Pendahuluan

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial. Kondisi ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menjalankan kehidupannya dengan baik.

Kesehatan mental merupakan terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya. (Zakiyah Darojah, 1975). 

Kesehatan mental atau dapat juga disebut Kesehatan jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.

Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain, Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. 

Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak,pandemi covid 19 atau stres berat jangka panjang.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Gangguan jiwa dalah sebuah sindrom atau sekelompok gejala yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang sehingga menyebabkan disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa jenis gangguan jiwa adalah depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan makan, dan perilaku adiktif.

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit atau kelainan mental sangatlah di sayangkan, seperti contohnya terdapat di sebuah daerah di Kabupaten Subang tepatnya daerah saya sendiri yang dimana ada seorang anak selalu di tekan orang tuanya karena nilai sekolahnya turun drastis pada saat sekolah online, 

ia selalu memendam semua permasalahannya sendiri hingga suatu hari ia memutuskan untuk pergi ke psikolog secara sembunyi – sembunyi, hingga pada akhirnya ia ketahuan oleh orang tuanya bukan mendapatkan support namun ia di marahi dan dipojokan seakan akan ia orang gila dan orang tuanya berpendapat bahwasannya ia kurang iman kepada Tuhan.

Kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keberadaan berbagai penyakit mental, cara mengidentifiksinya dan bagaimana menanganinya, seringkali menjadi pemicu terjadinya perlakuan yang salah dari masyarakat terhadap penderita. 

Kurangnya pengetauhan akan gejala-gejala penyakit mental juga membuat orang yang sebenarnya mengalami gejala penyakit mental menjadi tidak sadar dan enggan berkonsultasi dengan spesialis kejiwaan untuk memeriksa keadaan jiwanya

 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Indonesia 2007 menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa berat (psikosis) di Indonesia adalah 0.46 persen atau sejuta orang. Dari total populasi risiko 1,093,150 hanya 3.5 persen atau 38,260 yang baru terlayani di rumah sakit jiwa, rumah sakit umum, atau pusat kesehatan masyarakat dengan fasilitas memadai. 

Penyakit mental tidak hanya terjadi pada orang dewasa yang mengalami tekanan pada hidupnya, banyak juga penyakit mental yang tidak terlihat secara fisik terjadi pada anak-anak. Seperti contohnya ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang tidak terlihat secara fisik namun dapat diidentifikasi melalui tingkah laku anak yang seperti tidak bisa diam, sulit mendengarkan perintah, tidak sabaran dan tidak bisa fokus. 

Jika orang tua tidak menyadari hal ini dan tidak memberikan treatment yang tepat, anak yang mengidap penyakit tersbut akan tumbuh dewasa dengan terus membawa gejala tersebut dan sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain. 

Maka dari itu, penting bagi masyarakat Indonesia baik di daerah perkotaan sampai pedesaan untuk mengetahui dan mengenal gejala-gejala penyakit mental dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menangani hal tersebut dan juga mengerti bagaimana perlakuan kita seharusnya ketika menemui penderita penyakit mental di sekitar kita

Pembahasan 

Definisi dan penyebab

Penyakit mental adalah penyakit yang melibatkan gangguan pada fungsi otak yang boleh menyebabkan perubahan kepada proses pemikiran, perasaan dan tingkah-laku seseorang yang mengakibatkan gangguan untuk menjalani aktivitas seharian dengan baik

Gejala kesehatan mental sebagai berikut :

Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman teman, Deusi, paranoia, atau halusinasi, Sulit berkonsentrasi, Ketakutan dan kehawatiran berlebih, Ketidakmampuan dalam menghadapi stress, Mudah marah atau tersinggung, Berfikir buruk /  negative thinking terhadap orang lain

Penyebab terjadinya penyakit mental belum ditemukan secara jelas dan sangat bervariasi. Namun dalam penelusurannya, penyebab utamanya kemungkinan di badan (somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik) ataupun pada psikologis (psikogenik).

Jenis-Jenis penyakit mental

Penyakit mental ini memiliki bebeapa tipe yaitu

Skizofernia

Skizofrenia biasanya terjadi pada usia muda antara akhir usia remaja hingga 20an akhir, penyakit ini biassanya memiliki gejala sering berhalusinasi, sulit berfikir dan berkonsentrasi.

Gangguan kecemasan

Keluhan ini biasanya memiliki rasa cemas berlebihan dan penderitanya memiliki rasa takut secara terus menerus.

Bipolar disorder

Bipolar Disorder adalah kondisi dimana ada ketidakjelasan antara perasaan Manic (Euforia) dan Depresif. Penderita bipolar dapat seketika merasa senang luar biasa dan kemudian secara tiba-tiba merasa depresif, bertolak belakang dari apa yang dirasa sebelumnya, tanpa ada sebab yang jelas. Bipolar disorder merusak sistem kerja emosi seseorang.

Fungsi kesehatan mental

Kesehatan mental berfungsi dalam memelihara dan mengembangkan kondisi mental individu agar sehat, sehingga terjadi dari mental illness

Prevention/pencegahan

Kesehatan mental berfungsi untuk mencegah terjadinya gangguan mental sehingga terhindar dari.

Amelioration/perbaikan

Fungsi ini merupakan upaya untuk perbaikan diri dalam meningkatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri.

Preservation/pengembangan

Fungsi ini merupakan pengembangan diri yang merupakan upaya agar memiliki kepribadian dan mental yang sehat dan ini sangat di butuhkan di dalam peranan semuanya.

            

Kesadaran masyarakat

Sudah seharusnya masyarakat Indonesia memiliki kesadaran yang cukup tinggi terhadap fenomena penyakit mental karena fenomena sudah lama ada dan hingga hari ini masih banyak orang-orang yang secara tidak sadar menderita penyakit mental namun tidak ada orang disekitarnya juga yang cukup memahami kondisi kejiwaannya dan merujuknya ke pihak yang ahli dalam menangani penyakit mental.

Citra yang terbentuk di dalam sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap penderita penyakit mental atau lebih sering dikenal dalam percakapan sehari-hari dengan sebutan “sakit jiwa” atau “gila”, masih merupakan sesuatu yang memalukan. 

Banyak keluarga yang merasa malu untuk membawa anggota keluarganya ke rumah sakit jiwa karena anggapan buruk terhadap penyakit mental yang telah terbentuk di masyarakat Indonesia dan akhirnya penderita penyakit mental tidak mendapatkan penanganan yang semestinya dan kondisi bisa saja menjadi lebih parah.

 

Kesimpulan 

Penyakit mental tetaplah sebuah penyakit yang mengganggu keberfungsian manusia namun hanya saja tidak secara fisik, melainkan mental, namun bukan berarti penyakit mental tidak dapat disembuhkan. 

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWAKOI), dr Bambang Eko Suryananto, SpKJ, menjelaskan, sudah banyak kisah sukses seorang penderita penyakit mental berat seperti skizofrenia atau bipolar disorder dapat disembuhkan dan dapat kembali bertingkah normal. 

Jika pasien segera dibawa berobat pada tahap awal menderita penyakit, penurunan fungsi peran dapat diminimalkan. Namun, masalahnya adalah stigma masyarakat tentang gangguan jiwa seringkali membuat pasien skizofrenia terlambat dibawa ke petugas kesehatan.

Apalagi kita lihat banyak sekali perubahan di masa endemi ini dar segi perasaan, mental, dan pola fikir manusia, maka dari itu mari kita sadari bahwasannya kesehatan mental adalah garda terdepat yang harus di utamakan dan di fahami secara menyeluruh, karena keberhasilan suatu Negara itu bergantung terhadap sumber daya manusia di dalammnya

DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-jiwa, ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal Makarim

http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/pengertian-definisi-gangguan-jiwa

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/10/15/mupu4v-atasi-skizofrenia-perluperhatian-bersama.

www.academia.edu. Nur, Margo. Jurnal. FAKTOR PENYEBAB DAN PROSES TERJADINYA GANGGUAN MENTAL

https://scholar.google.com/  Diana Vidya Fakhriyani . jurnal Kesehatan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun