Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial. Kondisi ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menjalankan kehidupannya dengan baik.
Kesehatan mental merupakan terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya. (Zakiyah Darojah, 1975).Â
Kesehatan mental atau dapat juga disebut Kesehatan jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain, Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.Â
Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak,pandemi covid 19 atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Gangguan jiwa dalah sebuah sindrom atau sekelompok gejala yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang sehingga menyebabkan disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa jenis gangguan jiwa adalah depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan makan, dan perilaku adiktif.
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit atau kelainan mental sangatlah di sayangkan, seperti contohnya terdapat di sebuah daerah di Kabupaten Subang tepatnya daerah saya sendiri yang dimana ada seorang anak selalu di tekan orang tuanya karena nilai sekolahnya turun drastis pada saat sekolah online,Â
ia selalu memendam semua permasalahannya sendiri hingga suatu hari ia memutuskan untuk pergi ke psikolog secara sembunyi – sembunyi, hingga pada akhirnya ia ketahuan oleh orang tuanya bukan mendapatkan support namun ia di marahi dan dipojokan seakan akan ia orang gila dan orang tuanya berpendapat bahwasannya ia kurang iman kepada Tuhan.
Kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keberadaan berbagai penyakit mental, cara mengidentifiksinya dan bagaimana menanganinya, seringkali menjadi pemicu terjadinya perlakuan yang salah dari masyarakat terhadap penderita.Â
Kurangnya pengetauhan akan gejala-gejala penyakit mental juga membuat orang yang sebenarnya mengalami gejala penyakit mental menjadi tidak sadar dan enggan berkonsultasi dengan spesialis kejiwaan untuk memeriksa keadaan jiwanya