Richard Neutra mengadopsi prinsip desain Le Corbusier pada bangunan ini. Jendela horisontal terletak di sepanjang dinding putih bersih tanpa ornamen. Dua poin ini (jendela horisontal dan dinding putih) dapat ditemukan dalam desain Villa Savoye.
Desain hampir 100 tahun ini masih relevan dengan kebutuhan hunian di masa pandemi ini. Rumah ini dapat dijadikan sebagai tempat karantina mandiri bagi penghuninya. Bukaan yang banyak dapat memasukkan cahaya dan udara ke dalam rumah sehingga mempercepat naiknya metabolisme tubuh.Â
Lingkungan sekitar yang damai dengan banyaknya pohon dan lansekap bukit baik bagi psikologis penghuni di dalamnya. Roger Ulrich seorang psikologis lingkungan pada tahun 1984 mengungkapkan bahwa pasien yang sering melihat pohon dan alam luar mengalami penyembuhan lebih cepat dan membutuhkan obat lebih sedikit dari pada pasien yang berada di ruangan dengan tembok masif minim bukaan.
Le Corbusier dengan Villa Savoye nya juga menerapkan kebersihan yang ketat dengan meletakkan wastafel di dekat pintu masuk. Pemilik rumah atau orang yang bertamu dapat mencuci anggota badannya terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah. Dulu hal seperti ini juga jamak terjadi di depan rumah orang Jawa. Gentong air diletakkan di depan dengan fungsi yang sama seperti wastafel di Villa Savoye. Orang Jawa menyebutnya tolak bala. Hal yang dianggap mistis, ternyata memiliki alasan yang logis yaitu mencegah virus dan kuman masuk ke rumah
Kearifan Lokal Melawan Virus
Nusantara sendiri memiliki desain yang dapat melawan virus, terutama virus Corona ini. Salah satu contohnya yaitu rumah Bali. Arsitektur rumah Bali mengenal konsep Tri Angga yang merupakan pengejawantahan pembagian tubuh manusia menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan kaki. Aspek filosofis ini diterjemahkan ke dalam layout dan fungsi rumah Bali ini.
Arsitektur rumah Bali memisahkan perletakan bangunan sesuai fungsinya. Parahyangan (kepala) berada di pekarangan rumah. Kemudian di sebelah baratnya terdapat Bale Daja (badan), bangunan persegi panjang yang ruangnya dibagi menjadi dua yaitu sisi kiri dan kanan. Sisi kiri sebagai tempat tidur kepala keluarga atau orang tua, sedangkan bagian kanan sebagai tempat sembahyang atau meletakkan alat upacara.
Selain itu masih ada Bale Delod pada bagian selatan yang berfungsi sebagai tempat menerima tamu, kegiatan adat dan balai kematian. Sebelah barat daya bangunan ini terdapat dapur (kaki) sebagai tempat memasak keluarga.Â
Tata letak yang terpisah memberi kesempatan pohon, perdu, dan elemen alam lainnya mengisi ruang yang kosong di antaranya. Selain hubungan antar manusia dalam ruang utama baik dengan keluarga dan tamu, masyarakat Bali juga menjaga hubungan dengan alam sekitarnya.