Mohon tunggu...
Anang Syaifulloh
Anang Syaifulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Pribadi

Pengagum Bapak Soekarno, namun untuk masalah wanita belum seahli beliau

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Golput Juga Terjadi dalam Sepak Bola

4 April 2019   12:30 Diperbarui: 4 April 2019   14:31 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: http://wartakota.tribunnews.com 

Kebimbangan antara mempertahankan pemain yang ada atau mengganti menjadi rumit dalam pengambilan keputusan pelatih. Mereka dihadapkan dengan keberlangsungan permainan tim selain itu target kemenangan juga harus dicapai. Belum lagi apabila tim tersebut dalam keadaan tertinggal. Mengganti atau tidak atau bahkan tidak memilihnya sama sekali menjadi hak pelatih.

Apakah keputusan untuk tidak menentukan ini memengaruhi sistem permainan yang sedang berlangsung? Tidak memilih mengganti atau tidak akan memasrahkan hasil pada proses yang terjadi selama pertandingan. Tetapi keputusan ini juga bisa memengaruhi keputusan di pertandingan lainnya. Bisa jadi dengan melihat pertandingan ini akan menjadi evaluasi pelatih ini ke depannya. Pelatih bisa saja tidak memainkan kedua pemain tersebut dan menggantinya dengan lain.

Pelatih yang golput ini mengharapkan ada perubahan yang terjadi antara tenggang pertandingan saat ini dan pertandingan selanjutnya. Mereka menginginkan perubahan besar dalam proses ini. Pertandingan saat ini adalah representasi pemilu yang akan berlangsung dua minggu ke depan, sedangkan pertandingan selanjutnya adalah pemilu lima tahun mendatang.

Tidak ada yang salah dengan keputusan pelatih yang memutuskan golput ini. Pelatih golput ini seperti dihadapkan dengan situasi satu pemain yang ditarik keluar lapangan karena cedera, tetapi tidak memutuskan untuk mengganti dengan pemain baru. Berarti dalam lapangan hanya tersisa 10 pemain, minus satu pemain yang cedera tadi.

Belum tentu 10 pemain ini bakal kalah dalam pertandingan, bisa saja mereka meraih kemenangan walau hanya dengan 10 pemain. Tujuan pelatih golput ini bukan hanya berhenti pada satu pertandingan ini, tetapi lebih pada evaluasi ke pertandingan selanjutnya.

Pemilih golput akan membiarkan apapun hasil pertandingan. Peran mereka tidak akan langsung berpengaruh pada hasil akhir pertandingan. Mereka tidak memilih Jokowi tetap dalam lapangan dan lagi tidak memilih untuk memasukkan Prabowo masuk menggantikan Jokowi.

Sebenarnya menurut Prof Ariel lagi, golongan golput ini adalah golongan yang tidak menolak jika Jokowi menang, tetapi tidak ingin menang dengan santai, dengan margin besar seakan-akan menunjukkan petahana adalah yang terbaik. Pengamatan beliau bisa benar bisa juga salah.

Mereka tidak ingin petahana merasa hebat dan bersih, sehingga berbangga diri dan berleha-leha dengan hasil yang ada. Pemilih Jokowi dan Prabowo seharusnya tidak menyerang mereka, berarti selama ini mereka tidak teryakinkan dan memilih untuk tidak memilih.

Dalam pandangan saya, pemilih golput ini adalah pelatih yang tidak memutuskan mengganti atau tidak pemain yang berlaga sehingga memasrahkan hasil akhir pada sistem pertandingan yang berlangsung. Tidak ada salah dan benar karena memilih atau tidak tetap mempengaruhi hasil akhir baik secara langsung atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun