PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi suatu perusahaan atau organisasi dalam mengatur, mengelola, dan memanfaatkan karyawan sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses untuk menangani berbagai berbagai macam masalah pada ruang lingkup pegawai, manajer, dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang ditentukan.
PENGERTIAN KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja adalah situasi emosional yang dirasakan oleh karyawan terkait dengan persepsi mereka terhadap pekerjaan yang mereka lakukan di dalam suatu organisasi, apakah itu dianggap menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia dapat diukur melalui terciptanya kepuasan kerja di kalangan karyawan, yang dibuktikan dengan peningkatan kinerja dan pencapaian tujuan organisasi. Interaksi yang optimal antara karyawan dan organisasi bergantung pada pengalaman yang diperoleh dari pekerjaan, hubungan dengan rekan kerja, dan interaksi dengan atasan. Oleh karena itu tingkat kepuasan kerja sangat memengaruhi tingkat perputaran karyawan dan tingkat absensi karyawan dalam suatu organisasi.
INDIKATOR KEPUASAN KERJA
- Pekerjaan: Pekerjaan memiliki atribut yang terkait dengan perasaan yang dialami oleh karyawan ketika mereka melakukan tugasnya, di mana pekerjaan tersebut dapat memberikan kepuasan dan sesuai dengan prinsip moral.
- Pendapatan: Imbalan finansial atau upah adalah kompensasi yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas kontribusi atau pekerjaan yang telah mereka lakukan di perusahaan.
- Peluang Promosi: Promosi adalah peluang yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan untuk naik jabatan atau diberikan jenjang karier yang lebih tinggi.
- Pengawasan:Pengawasan mencakup upaya dari pimpinan untuk mendukung pengembangan keterampilan karyawan dan memberikan bimbingan teknis terkait dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka.
- Rekan kerja: Aspek ini mencakup interaksi antara rekan kerja yang saling memiliki keterampilan, semangat kerja, dan kemampuan untuk bekerja secara kolaboratif dalam menyelesaikan tugas bersama.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh perusahaan dan hal-hal ini kemungkinan akan berdampak pada:
- Keluarnya Karyawan: Ketika karyawan meninggalkan perusahaan atau memutuskan untuk mengundurkan diri, hal ini dapat memiliki dampak ekonomis yang signifikan bagi perusahaan. Situasi ini seringkali mencerminkan tingkat kepuasan kerja yang rendah.
- Produktitas: Keberhasilan dan prestasi perusahaan dapat terwujud melalui kinerja kerja yang luar biasa. Kepuasan kerja hanya dapat dirasakan oleh karyawan ketika mereka merasa bahwa prestasi perusahaan sejalan dengan produktivitas kerja yang mereka hasilkan dan sejalan dengan imbalan yang mereka terima.
Selain itu terdapat faktor-faktor lain seperti:
- Ketidakhadiran: Kehadiran yang sering absen menunjukkan bahwa individu tersebut mungkin tidak puas dengan pekerjaannya dan cenderung bersifat impulsif.
- Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama bekerja.
- Keamanan kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan. keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
- Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
- Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.
- Pengawasan. Sekaligus atasannya. supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover.
PENGERTIAN INTENTION TURNOVER
Intensi turnover adalah kecenderungan karyawan untuk meninggalkan perusahaan, baik secara sukarela, atau dipicu oleh berbagai faktor tertentu.
Selain itu turnover karyawan juga dapat dikatakan sebafai hasil dari kurangnya kemampuan sebuah organisasi dalam mengelola perilaku individu. Meskipun perputaran karyawan umumnya dianggap sebagai masalah bagi perusahaan, namun dapat menjadi hal positif jika dikelola dengan baik dan rasional. Turnover karyawan seringkali dijadikan sebagai ukuran kinerja perusahaan dan seringkali dianggap negatif sebagai dampak dari kebijakan organisasi atau perusahaan. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya perputaran karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan, salah satunya kepuasan kerja
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa turnover intention adalah kecenderungan psikologis atau perilaku karyawan yang secara sadar merasa ingin meninggalkan organisasi.
INDIKATOR INTENTION TURNOVER
Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi indikator penyebab turnover intention menurut, antara lain:
- Keinginan Untuk Keluar: Kebanyakan karyawan sering mempertimbangkan apakah mereka ingin tetap bertahan atau keluar dari lingkungan organisasi, biasanya hal ini tercermin dari tingkat kepuasan kerja yang belum terpenuhi.
- Aktif Mencari Pekerjaan Baru: Ketika karyawan mulai mempertimbangkan dirinya untuk keluar dari organisasi atau perusahaan, mereka cenderung mencari alternatif lain dengan mencari informasi tentang pekerjaan di luar organisasi atau perusahaan yang dianggap lebih baik dari pekerjaan saat ini.
- Membandingkan Pekerjaannya: Niat untuk meninggalkan perusahaan saat ini timbul ketika karyawan mendapatkan tawaran pekerjaan di luar organisasi yang menawarkan posisi dan gaji yang sesuai dengan keinginannya.
JENIS-JENIS INTENTION TURNOVER
Berdasarkan kesediaan karyawaan, turnover dibagi menjadi :
- Turnover secara tidak sukarela : turnover ini berdasarkan pemecatan karena kinerja yang buruk dan pelanggaran kerja. Turnover secara tidak sukarela biasanya atas kebijakan organisasional, peraturan kerja dan standar kinerja yang tidak dipenuhi oleh karyawan.
- Turnover secara sukarela : karyawan meninggalkan perusahaan karena keinginannya sendiri.
Berdasarkan tingkat fungsional, turnover dibagi menjadi :
- Turnover fungsional : karyawan yang memiliki kinerja lebih rendah, individu yang tidak dapat diandalkan atau dianggap dapat mengganggu kinerja karyawan lain.
- Turnover disfungsional : karyawan yang berperan penting meninggalkan organisasi pada saat waktu yang genting.
Berdasarkan bentuk pengendalian turnover dibagi menjadi :
- Turnover yang tidak dapat dikendalikan : ini muncul karena alasan diluar pengaruh pemberi pekerjaan.
- Turnover yang dapat dikendalikan : ini muncul karena faktor yang dipengaruhi pemberi pekerjaan.
FAKTOR-FAKTOR INTENTION TURNOVER
Dalam kondisi turnover intention terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention karyawan di suatu perusahaan, antara lain:
- Karakteristik Individu, yang dapat mempengaruhi turnover intention berdasarkan karakteristik individu yang dimaksud seperti umur, pendidikan, status perkawinan.
- Lingkungan Kerja, lingkungan fisik maupun sosial, lingkungan fisik semacam kondisi posisi pekerjaan, serta buat lingkungan sosial semacam budaya dari area kerja dan mutu dari kehidupan kerja.
- Kepuasan Kerja, kepuasan merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi beban kerja.
PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENTION TURNOVER
Pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan untuk pindah pekerjaan, atau turnover intention, terjadi ketika seorang karyawan merasa bahwa pekerjaannya tidak lagi memenuhi kebutuhan atau harapannya. Karyawan tersebut kemudian mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru dengan harapan dapat menemukan lingkungan kerja yang lebih memuaskan dan sesuai dengan keinginannya.
Terdapat hubungan negatif antara tingkat kepuasan kerja dan keinginan untuk pindah pekerjaan (turnover intention). Artinya, semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan, semakin rendah keinginan mereka untuk pindah pekerjaan. Hal ini berarti bahwa jika karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, mereka cenderung tidak akan mencari pekerjaan baru atau mempertimbangkan untuk pindah dari perusahaan tersebut.
Korelasi yang kuat antara kepuasan kerja dan turnover intention menunjukkan bahwa kepuasan kerja memainkan peran penting dalam mengurangi tingkat turnover di perusahaan. Dengan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, perusahaan dapat mengurangi risiko kehilangan tenaga kerja yang berpotensi menyebabkan gangguan dalam operasi dan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, memperhatikan dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI