Mohon tunggu...
Anang Wicaksono
Anang Wicaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan menulis sebagai katarsis dan sebentuk kontemplasi dalam 'keheningan dan hingar bingar' kehidupan.

Mengagumi dan banyak terinspirasi dari Sang Pintu Ilmu Nabi. Meyakini sepenuhnya Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, pembawa kedamaian dan kesejahteraan bagi semesta alam. Mencintai dan bertekad bulat mempertahankan NKRI sebagai bentuk negara yang disepakati para founding fathers kita demi melindungi dan mengayomi seluruh umat beragama dan semua golongan di tanah tumpah darah tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Buta Penghancur Kerukunan Beragama yang Harus Dilawan dan Ditaklukkan

13 September 2016   15:10 Diperbarui: 13 September 2016   15:55 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khususnya di Indonesia, dampak karena kebutaan geopolitik terhadap konflik Suriah harus diwaspadai dan segera ditanggulangi. Sekarang ini sudah banyak suara-suara dan tindak kebencian bernuansa sektarian yang ditujukan pada warga masyarakat pengikut mazhab minoritas seperti Syiah. Dan anehnya para penyebar kebencian dengan menggunakan isu sektarian dan pelaku takfiri masih bebas bergentayangan di Indonesia. Kita semua menunggu ketegasan pemerintah untuk menindak orang-orang yang merusak kerukunan beragama di Indonesia tercinta.

 

Penutup

Fanatisme buta dan buta geopolitik benar-benar harus kita buang jauh-jauh untuk mewujudkan kerukunan umat beragama. Karena fanatisme buta akan mendangkalkan bahkan mengubur habis rasa toleransi terhadap pemeluk agama atau keyakinan lain. Sedangkan buta geopolitik akan membuat kita menjadi sekumpulan orang bodoh yang mudah termakan dan terhasut berita atau propaganda dusta. Terlebih lagi di era media sosial yang sudah seperti "sebilah pisau tajam" yang --mau tidak mau-- harus kita pegang di era digital ini. 

Hati-hatilah, jangan sampai "pisau tajam" ini melukai atau membunuh orang lain, atau  malah melukai dan membunuh kita sendiri! Sekali lagi, hati-hatilah. Gunakan "pisau tajam" itu secara benar dan bijaksana.

 

 

 

http://twitter.com/anang3kids

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun