Mohon tunggu...
Anang Wicaksono
Anang Wicaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan menulis sebagai katarsis dan sebentuk kontemplasi dalam 'keheningan dan hingar bingar' kehidupan.

Mengagumi dan banyak terinspirasi dari Sang Pintu Ilmu Nabi. Meyakini sepenuhnya Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, pembawa kedamaian dan kesejahteraan bagi semesta alam. Mencintai dan bertekad bulat mempertahankan NKRI sebagai bentuk negara yang disepakati para founding fathers kita demi melindungi dan mengayomi seluruh umat beragama dan semua golongan di tanah tumpah darah tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wajah Wahabi di Balik Terorisme Berkedok Islam

16 Januari 2016   12:00 Diperbarui: 18 Januari 2016   09:48 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di semenanjung Sinai Mesir, ISIS meledakkan pesawat sipil Rusia karena Presiden Vladimir Putin membantu Presiden Bashar Al Assad untuk menumpas para pemberontak teroris di Suriah. 

Di Perancis, ISIS meneror warga Paris yang menewaskan lebih dari seratus orang. Di Turki, ISIS menyerang sebuah kawasan wisata di Istanbul yang menewaskan puluhan orang. 

Padahal kita tahu bahwa Perancis dan Turki adalah pendukung pemberontak teroris di Suriah. Kata seorang facebooker yang juga kompasianer, itulah akibatnya kalau beternak teroris. Teroris itu seperti anjing gila, mereka tidak bisa membedakan mana lawan dan mana tuan.

Sedangkan di Jakarta, ISIS juga menyerang kita, apa salah kita? Bukankah kita tidak beternak teroris di Suriah seperti Perancis atau Turki? Atau kita tidak seperti Rusia yang telah membantu pemerintah Suriah menumpas para pemberontak teroris.

Kita diteror ISIS, karena sebagian besar dari kita adalah orang-orang moderat yang menjaga toleransi antar umat beragama dan oleh mereka kita divonis sebagai kafir. Atau singkatnya, karena pemahaman kita berlainan dengan pemahaman Wahabi/Salafi. Dan itu sudah cukup bagi mereka untuk memvonis kita kafir. Bagi mereka, konsekuensi seorang kafir adalah halal darah dan hartanya.

Itulah bahaya paham Wahabi/Salafi. Dalam kondisi normal kaum Wahabi/Salafi bagaikan sebuah gunung berapi yang belum aktif. Namun dalam kondisi tertentu, gunung berapi Wahabi/Salafi bisa menjadi aktif dan meletus memuntahkan lahar teror. Mereka bisa bermetamorfosis dengan cepat menjadi Wahabi/Salafi Ekstrim. Inilah kemunculan sang teroris!

Jadi, untuk menangkal terorisme berkedok Islam, pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu untuk mencegah penyebaran paham Wahabi/Salafi. Bagi yang sudah terjangkit paham ini, perlu ada penyadaran dan pengkondisian agar mereka tidak berubah menjadi Wahabi/Salafi Ekstrim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun