Mohon tunggu...
Anang Wicaksono
Anang Wicaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan menulis sebagai katarsis dan sebentuk kontemplasi dalam 'keheningan dan hingar bingar' kehidupan.

Mengagumi dan banyak terinspirasi dari Sang Pintu Ilmu Nabi. Meyakini sepenuhnya Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, pembawa kedamaian dan kesejahteraan bagi semesta alam. Mencintai dan bertekad bulat mempertahankan NKRI sebagai bentuk negara yang disepakati para founding fathers kita demi melindungi dan mengayomi seluruh umat beragama dan semua golongan di tanah tumpah darah tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semenjak Tragedi Karbala, Manusia Begitu "Ringan Tangan" untuk Menumpahkan Darah Sesama

21 Oktober 2015   15:30 Diperbarui: 24 Oktober 2015   23:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Imam Husain yang merupakan cucu kesayangan Nabi SAW, dengan lancang mereka aniaya dan mereka bunuh dengan cara yang sangat kejam. Kepala suci cucu Nabi itu pun dipenggal dan ditancapkan pada sebatang tombak lalu diarak dari Karbala menuju Damaskus untuk diserahkan pada Yazid bin Muawiyah, sang aktor intelektual tragedi mengerikan ini. 

Begitu beraninya mereka memperlakukan cucu Nabi sedemikian kejam. Tentunya para "manusia-manusia melampaui batas" seperti itu lebih merasa ringan tangannya untuk menganiaya dan membunuh selain cucu Nabi dengan cara-cara biadab dan kejam.

Dan kini banyak "manusia-manusia yang melampaui batas" era sekarang bertebaran di muka bumi. Dunia terlihat begitu menyilaukan di mata mereka, sehingga batas-batas -- baik secara hukum agama maupun hukum internasional -- yang sebenarnya jelas menjadi terlihat remang-remang. Dengan dalih sepihak, alasan yang dicari-cari atau propaganda dusta untuk menutupi keangkara murkaan mereka, dengan semena-mena begitu mudahnya mereka mengintervensi negara lain dan menumpahkan darah sesama manusia.

Semua ini tentunya menjadi peringatan bagi kita agar mewaspadai "manusia-manusia yang melampaui batas" itu. Kita sendiri pun harus sering-sering berintrospeksi agar tetap berada dalam batas-batas yang telah ditetapkan agama. Jangan sampai kita lengah dan melampaui batas-batas tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun