Ganja adalah jenis narkotika yang membuat aktor dan pemain lenong Rifat Umar bersama seorang wanita ditangkap polisi. Meskipun ganja dikategorikan sebagai soft drug dan dapat di-mixing dengan obat-obatan lain, tetapi ia tetap dapat menyebabkan efek yang cepat dirasakan penggunanya.Â
Enggak hanya itu, narkotika yang berasal dari tanaman cannabis sativa ini dikenal membuat penggunannya ketagihan. Ganja termasuk salah satu dalam golongan zat adiktif yang dapat menimbulkan ketergantungan dan intoksikasi, reaksi putus zat, serta ketergantungan.
Tanaman ini memiliki kandungan zat narkotik yang memberikan efek menenangkan, sehingga pemakaiannya sering disalahgunakan. Pengisap ganja merasa jauh lebih tenang dan rileks dalam waktu yang singkat. Di saat itu juga, indera penciuman dan perasa penggunannya menjadi lebih sensitif daripada mereka yang normal.
Alasan Ganja Bisa Menyebabkan Rileks
Ganja menyebabkan efek rileks atau santai yang diyakini beberapa orang dapat membuatnya lebih mudah untuk tidur. Zat yang memberikan efek tersebut dinamakan adalah delta 9-tetrahydrocannabinol atau disingkat THC. Namun, zat ini bisa menyebabkan efek memabukkan atau jika digunakan berlebihan, ia juga bisa mengakibatkan penggunanya mengalami halusinasi.
Kandungan lainnya adalah CBD atau cannabidiol, yang efeknya berlawanan dengan THC. Para ahli menemukan bahwa zat ini memicu kegelisahan dan paranoia.Â
Jadi, hal yang keliru jika seseorang menggunakan ganja agar bisa merasa lebih rileks. Padahal, enggak semua ganja memiliki zat kimia yang sama. Apalagi jika dalam ganja tersebut lebih banyak kandungan CBD, maka penggunanya dapat merasakan efek gelisah dan paranoia.
Efek Bagi Tubuh
Memang ganja bisa menyebabkan seseorang merasa rileks atau high, tetapi ada beberapa pengaruh lain yang perlu diwaspadai. Pengaruhnya pada fertilitas pria. Ganja menurunkan hormon testosteron, di mana jumlah sperma juga menurun. Dengan begitu, tingkat kesuburan pria otomatis ikut turun dan potensi kehamilan menjadi rendah.Â
Adapun pengaruhnya pada fertilitas wanita sama halnya dengan pria. Ganja memberikan efek buruk terhadap kehamilan. Wanita yang mengisap ganja memiliki potensi keguguran yang lebih besar daripada yang tidak. Selain itu, sirkulasi sel telur terganggu dan menyebabkan wanita jadi sulit hamil.
Ingat bahwa efek jangka panjang, seperti rasa rileks dari mengisap ganja hanya bertahan selama beberapa jam saja. Selain itu, zat yang ada di dalam ganja akan memberikan pengaruh buruk pada tubuh jika disalahgunakan.Â
Secara umum, pengguna merasakan kelambanan dalam berpikir dan menjadi malas. Namun, efek sakau hingga kematian juga tidak bisa dihindari bagi mereka yang sudah kecanduan.Â