Kadang-kadang orang yang tidak langsung menghadiri Tabuik  sering bertanya bagaimana jadinya, bagaimana cara membuatnya , bagaimana urutan ritualnya dan masih banyak lagi ritual lainnya. Jika dilihat, tabuik memiliki dua bagian, bagian bawah dan bagian atas dengan ketinggian 12 meter. Bagian atas merupakan peti mati berbentuk menara yang dihiasi dengan bunga dan  beludru berwarna.Â
Di puncak menara terdapat hiasan berupa payung -- payung kecil yang diikat dengan tali. Sedangkan bagian bawahnya berbentuk badan kuda, bersayap, ekor dan kepala manusia.Â
Untuk bagiannya, itu melambangkan bentuk burung Buraq, yang konon membawa Husein ke surga untuk menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Untuk  bagian atas dan bawah yang akan disatukan, potongan akan dikirim bersama - beberapa untuk dipasangkan. Dan berturut-turut - sayap, ekor, bunga - sembilan bunga  dan akhirnya kepala.
 Dalam ritual Tabuik ini ada 8 tahapan yang dikenal dengan ritual berurutan, ritual gempa pertama dilakukan pada tanggal 1 Muharram. Tanah diambil dan dimasukkan ke dalam pot yang ditutup dengan kain putih. Disimpan di Lalaga dan ditempatkan di pelataran Tabuik. Lalaga berukuran 33 meter dan dilapisi dengan paru-paru bambu kecil.Â
Ritual  selanjutnya adalah pemotongan batang pisang yang dilakukan pada tanggal 5 Muharram. Penebangan ini hanya dilakukan sekali dan harus segera ditebang, hal ini dianggap sebagai tindakan balas dendam oleh Husein atas kematian ayahnya. Ritual selanjutnya adalah Maarak Turban dan Maantam yang dilaksanakan pada tanggal 7 dan 8 Muharram. Sorban Maarak  Husein untuk menebar keberanian.Â
Sedangkan Maatam adalah sosok Imam Husain berjari yang diceraiberaikan dan dipenggal oleh tentara Raja Yazid. Puncaknya terjadi pada pukul 10.00 Muharram yang merupakan ritual berkuda Pangkek. Kemudian ada upacara hoyak Tabuik, dari sore hingga matahari terbenam, Tabuik diarak dan diapungkan ke laut Perayaan ini berlangsung dari tanggal 10 sampai dengan tanggal 15 Muharram. Â
Keunikan  Upacara Tabuik di Pariaman, Sumatera Barat sangat terkenal dan banyak wisatawan yang datang berkunjung atau sekedar melihat bagaimana masyarakat Pariaman melakukan upacara tersebut.Â
Banyak pengunjung seperti  fotografer, mahasiswa, keluarga  dari luar daerah Pariaman,  pejabat  artis juga tidak mau ketinggalan saat ini. Karena setiap tahunnya, upacara tabuik masih memiliki puluhan ribu orang yang datang untuk menyaksikan pelemparan tabuik ke laut. Pada tahun 197 , pengelolaan Tabuik diambil alih oleh pemerintah daerah menjadi Tabuik Wisata.Â
Oleh karena itu, Kepala Dinas Pariwisata Pariaman mengatakan acara tabuik yang merupakan ciri budaya di Pariaman  akan menjadi program utama pariwisata. Â
Upacara Tabuik ini juga mendapat pro dan kontra dari masyarakat Sumatera Barat karena banyak  pendapat dari masyarakat lain tentang mana tradisi yang Syiah atau tidak. Karena  kita tahu bahwa upacara ini untuk merayakan hari Asyura yang sangat populer di kalangan Syiah di belahan dunia lain.Â
Banyak yang bilang itu  kegiatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan agama tapi upacara ini juga merupakan ajaran syiah untuk merayakan  hari jadi, apalagi upacara itu hanya acara wisata yang membuat orang murtad yang memang menolak syiah di wilayah Pariaman.Â