Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negara maritim dan negara kepulauan terbesar di dunia. Letak Indonesia sangat strategis karena diapit oleh dua samudra yang merupakan segitiga karang dunia yang kaya akan keanekaragaman hayati. Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang luas, sehingga banyak wilayah pesisir di Indonesia.Â
Di dalam wilayah pesisir, terdapat tiga ekosistem penting antara lain ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. Ketiga ekosistem tersebut saling berinteraksi dan memiliki hubungan secara fisik maupun secara biologis.Â
Ekosistem lamun sendiri berfungsi sebagai pemerangkap sedimen, sehingga dapat menjaga kejernihan air. Secara biologi, hubungan ketiga ekosistem tersebut dapat dilihat dari habitat sebagai nursery ground.Â
Apa itu lamun?
Lamun atau seagrass merupakan tumbuhan tingkat tinggi (Antophyta) yang hidup dan terbenam di lingkungan laut; berpembuluh, berdaun, berimpang (rhizome), berakar dan berkembang biak secara generatif (biji) dan vegetatif (tunas).Â
Sementara padang lamun merupakan hamparan tumbuhan lamun yang menutupi suatu area pesisir atau laut dangkal yang dapat terbentuk oleh satu jenis lamun atau lebih dengan kerapatan tanaman yang padat, sedang, ataupun jarang. Â
Di Indonesia, lamun memiliki berbagai macam nama pada masing-masing daerah, seperti di Kepulauan Seribu, lamun disebut sebagai 'rumput pama', 'oseng', atau 'samo-samo'; di Kepulauan Riau, lamun disebut 'rumput setu' atau 'setu laut'; di Sulawesi Selatan disebut 'rumput samosamo' dan 'rumput anang'; di Maluku disebut 'lalamong', 'samo-samo', 'pama', dan 'ilalang laut'; serta di Maluku Utara disebut 'rumput gussumi', 'guhungiri', dan 'alinumang'. Lamun memiliki berbagai macam fungsi dan manfaat di ekosistem perairan, diantaranya adalah sebagai produsen primer, habitat biota, stabilisator dasar perairan, penangkap sedimen, serta pendaur hara.Â
Jenis-jenis lamun
Terdapat 60 spesies lamun di dunia, dimana 15 diantaranya berada di perairan Indonesia. 12 jenis lamun yang dapat dijumpai antara lain Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Haludole pinifolia, Halodule uninervis, Halophila decipiens, Halophila ovalis, Halophila minor, Halophila spinulosa, Syringodium iseotifolium, dan Thalassodendron ciliatum.Â
Tiga jenis lainnya, yaitu Halophila sulawesii merupakan jenis lamun yang baru ditemukan oleh Kuo (2007), Halophila becarii yang ditemukan herbariumnya tanpa keterangan yang jelas, serta Ruppia maritima yang dijumpai koleksi herbariumnya dari kawasan Ancol di Jakarta dan Pasir Putih di Jawa Timur. Secara umum, Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii merupakan spesies lamun yang sering ditemukan di perairan Indonesia.Â
Kondisi lamun saat ini
Ekosistem lamun bersifat dinamis, dimana kondisinya tidak selalu sama setiap saat. Perubahan kondisi lingkungan dapat memengaruhi pertumbuhan lamun. Menurut Kiswara (1994) luas padang lamun di Indonesia adalah 3 juta hektar, namun seiring berjalannya waktu, potensi luasan padang lamun dapat mengalami penurunan apabila terus dilakukannya pembangunan di wilayah pesisir.
Restorasi merupakan upaya pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula. Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk melakukan restorasi lamun, antara lain:
1) Pembibitan atau pembenihan yang dilakukan dengan cara menyemaikan biji lamunÂ
2) Sprig dengan jangkar atau tanpa jangkar yang dilakukan dengan cara mengambil  lamun dan mengikatkannya pada patok, sertaÂ
3). Plug yang dilakukan dengan cara mengambil lamun beserta susbstratnya untuk ditanam di lokasi yang akan di restorasi.
seperti yang sudah kita tahu, lamun sangat berperan penting dalam keseimbangan ekosistem perairan, apabila ekosistem perairan rusak, maka akan memengaruhi seluruh kehidupan, sementara untuk memperbaikinya membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar. so, stop merusak ekosistem laut dan marilah kita menjaga dan melestarikannya.
"It is the worst of times but it is the best of times because we still have a chance"
- Sylvia Earle, Oceanographer
Ditulis oleh: Ananda Rizky Purwaningdyah
Daftar Acuan:
- Sjafrie, N. D. M., U. E. Hernawan, B. Prayudha, I. H. Supriyadi, M. Y. Iswari, Rahmat, K. Anggraini, S. Rahmawati, dan Suyarso. 2018. Status Padang Lamun Indonesia 2018. Pusat Penelitian Oseanografi -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 50 hlm.
- Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H