Mohon tunggu...
Ananda Rezky Wibowo
Ananda Rezky Wibowo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku hanyalah aku dan tak jauh beda dari seperti kebanyakan orang lainnya ! Belajar dari segala hal yang bermakna !

Selanjutnya

Tutup

Politik

Celoteh Pancasila

1 Desember 2015   21:08 Diperbarui: 1 Desember 2015   21:08 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

 

Ketika pancasila hanya menjadi dasar dan hanya sekedar di baca setiap upacara

Ketika pancasila hanya mejadi dialektika dalam dialog konsepsi di atas kertas

Ketika pancasila hanya di tutur lisan tanpa aksi apalagi reaksi

Ketika pancasila hanya menjadi hiasan dinding

 

Apa yang mau di harapkan dari pancasila?

 

Ketika pancasila hanya sekedar konsepsi coretan tanpa implementasi

 

Apa yang mau di mekarkan oleh pancasila?

Demokrasikah?

Tak kau rasakah sengal nafas demokrasi yang terlunta-lunta

 

Tolong, tolong, tolongg,,

“andai demokrasi punya mulut”

Siapa yang bisa merawat demokrasi? Tanyaku..

Pemilu katamu?

Hah, omong kosong pemilu bisa merawat demokrasi? pemilu tak lain hanyalah monopolistik apologi demokrasi

Lalu siapa? Apa Pemimpin yang akan mau di pilih nantinya yang akan merawat demokrasi? Heh,

Baru mencalon saja humanisnya sudah hilang. Cuman bisa lempar retorika sana sini . Lalu bagaimana bisa?

 

Atau generasi yang bisa merawat demokrasi?

Hah, generasi sekarang hanya terkungkung dalam gelombang kefasikan reformasi lantas sekarang di suguhi dengan santapan neo orde baru?

Malang kau pancasila, !

Degarkan aku pancasila, bangkitlah dari stagnasi kepedihanmu

 

Ku panggili namamu wahai pancasila

Yg lahir dari buah pikir generasi pemberani

Ku letakan abjad-abjad harapanku di lima silamu yg abadi

Yg takan pupus di telan larut gulita

 

Di antara rezim yang silih berganti

Kau masih menjadi pondasi yg tak terganti

Melodi nilaimu menjelma syair pengiring cahaya pagi

Aku berbangga, falsafah bangsaku buah pikir generasi suci

 

Pancasila leburkanlah kami dalam nurani melawan tirani

Lahirkanlah kembali generasi yang berbaik budi

Bukan malah habis-habisan meraih kursi

Lantas menjual idealis menghianati nilai

 

Mari melek pilkada serentak di resim kali ini

Perhatikan ambusius manusia-manusia yang haus tahta

Jangan berlaga fundamental membaca slogan

Jangan terlalu pragmatis berpura menganga hingga akhirnya memuja konspirasi

 

Banyak rupa yang dirupa-rupakan dalam kepura-puraan

Mereka membentuk peran untuk menarik mata

Hingga di antara kita hanya ikut dalam keikut-ikutan

Tanpa tahu makna, hanya tahu transaksi suara uang

 

Mari melek demokrasi pancasilais

Jaga idealismemu jangan sampai reformasi terbeli

Pancasila mengajari kita untuk memilih pemimpin dengan hati

Resapi bangsamu, jangan apatis.

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun